Profil Sam Bankman-Fried, Eks CEO FTX Kehilangan Harta Rp228 T Sekejap

CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2022 17:18 WIB
Sam Bankman-Fried, eks CEO FTX kehilangan hartanya senilai Rp228 triliun dalam semalam.
Sam Bankman-Fried, eks CEO FTX kehilangan hartanya senilai Rp228 triliun dalam semalam. (Getty Images via AFP/Craig Barritt).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sam Bankman-Fried kehilangan hartanya senilai US$14,6 miliar atau Rp228 triliun (asumsi kurs Rp15.674 per dolar AS) dalam semalam. Jumlah itu setara 94 persen dari total kekayaannya.

Raibnya harta mantan CEO bursa pertukaran kripto FTX itu tak lepas dari harga token kripto FTT miliknya yang anjlok.

FTX bahkan telah mengajukan pailit pada Jumat (11/11) hingga membuat Bankman-Fried mengundurkan diri dari kursi pemimpin di perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia dihapus dari daftar Bloomberg Billionaires Index karena kekayaannya yang semula tercatat US$15,2 miliar, kini hanya tersisa US$991,5 juta. Ia juga pernah tercatat dalam daftar miliarder Forbes di usia 30 tahun.

Lantas siapakah Sam Bankman-Fried?

Bankman-Fried menyelesaikan pendidikannya di bidang fisika di MIT. Ia kemudian bekerja di Jane Street Capital selama sekitar tiga setengah tahun.

Ia memulai bisnis dengan mendirikan Alameda, perusahaan perdagangan kuantum kripto. Ide bisnis ini berawal dari proyeksinya terhadap likuiditas uang kripto yang akan melambung di kemudian hari.

Meskipun saat itu likuiditas uang kripto tak mencukupi, uang kripto menjadi buah bibir. Banyak orang di belahan dunia mencoba untuk membeli uang digital itu dengan metode berbeda-beda.

Bankman-Fried melihat kondisi ini membutuhkan infrastruktur yang cukup untuk pasar kripto, dengan potensi permintaan akan melebihi likuiditas.

Ia kemudian mendirikan FTX yang saat ini menjelma menjadi salah satu pertukaran aset digital terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.

Tetapi, platform tersebut kehilangan US$1 juta per hari dari aset nasabah pada akhir 2018.



Bankman-Fried kemudian membangun ulang FTX dan meluncurkannya kembali pada 2019. Sejak itu, FTX kemudian berkembang dan bahkan sempat jadi bursa mata uang kripto terbesar keempat yang berbasis di luar China.

Pada 2022, Bankman-Fried sempat memiliki sekitar 70 persen dari bisnis FTX di AS, yang sekarang diperkirakan nilainya menjadi tidak berharga.

Isu kebangkrutan FTX ini membuat para penggunanya coba menarik aset. Namun, perusahaan mengalami krisis dana untuk menyelesaikan pencairan dana tersebut.

Sam Bankman-Fried mengatakan kepada investor pada Rabu (9/11) bahwa FTX membutuhkan dana darurat hingga US$8 miliar untuk menutupi kekurangan karena permintaan penarikan yang diterima dalam beberapa hari terakhir.

[Gambas:Video CNN]



(fby/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER