Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan butuh tambahan dana untuk menjalankan program penugasan di 2023.
Ali mengaku bahkan sudah menyampaikan kebutuhan tambahan anggaran tersebut ke Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, Ali tak menyebutkan berapa tambahan dana yang diperlukan.
"Kita perlu tambahan dana operasional. Ini sudah kita sampaikan ke kementerian keuangan. Untuk nilainya saya nggak hapal, yang jelas butuh naik," ujarnya ditemui usai rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran tambahan ini nantinya akan digunakan untuk rekrutmen pegawai di lingkungan BPJS Kesehatan. Pasalnya, saat ini jumlah pegawai yang ada tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan.
Ali mengatakan saat ini satu pegawainya mengerjakan pekerjaan untuk porsi dua orang. Hal tersebut tentu tak bisa terus dilakukan, karena akan mengganggu kinerja BPJS Kesehatan ke depannya.
"BPJS itu tenaganya amat sangat kurang dibandingkan BPJS sejenis di banyak negara. Jadi sekarang kita buka lowongan, maka dana operasional harus naik," jelasnya.
Ia menyebutkan penambahan pegawai ini juga keharusan untuk tetap mempertahankan keuangan BPJS tetap surplus di tahun ini. Tahun lalu, perusahaan berhasil surplus Rp38,76 triliun setelah sebelumnya selalu defisit.
Tahun ini, BPJS Kesehatan bahkan menargetkan bisa membukukan surplus Rp52 triliun. Sementara, untuk 2023, Ali enggan membeberkan target surplusnya.
"Kita ingin tetap surplus. Tahun ini iya (Rp52 triliun) segitu. Tahun depan harus surplus, berapanya ya nanti kita lihat," pungkasnya.