GoTo Ungkap Kinerja di Tengah Tren Penurunan Harga Saham
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengaku mendapat pendapatan bruto Rp5,9 triliun sepanjang kuartal III 2022 atau naik 30 persen secara tahunan. Direktur Keuangan GoTo Jacky Lo mengatakan capaian tersebut melampaui pedoman GoTo yang berkisar Rp5,7 triliun-Rp6 triliun.
"Ini membuat kami mencatat pertumbuhan yang lebih baik, meskipun kami melakukan rasionalisasi insentif di tengah meningkatnya tekanan makro ekonomi global terhadap daya beli masyarakat," ujar Jacky dalam Public Expose GoTo, Kamis (8/12).
Tak hanya pendapatan bruto, nilai transaksi bruto (GTV) juga tumbuh 33 persen menjadi Rp161 triliun.
Lihat Juga : |
Secara rinci, nilai transaksi GoTo berasal dari lini bisnis fintech naik 78 persen menjadi Rp97,1 triliun, bisnis on demand meningkat 24 persen menjadi Rp15,7 triliun, dan e-commerce tumbuh 15 persen menjadi Rp69,9 triliun.
Sementara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan tercatat mengalami perbaikan 11 persen dibanding tahun sebelumnya dan 10 persen dibanding kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan yang kami lakukan pada EBITDA yang disesuaikan mencerminkan hasil dari upaya kami untuk mengoptimalkan beban operasional non personalia," ujar Jacky.
Pertumbuhan positif ini diraih GoTo ditengah tren menurunnya harga saham mereka dalam beberapa waktu terakhir.
Presiden GoTo Patrick Cao mengatakan anjloknya saham GoTo dipicu oleh kondisi makro ekonomi, kondisi pasar modal, kompetisi, serta kinerja perusahaan.
Ia menjelaskan dengan berakhirnya masa penguncian saham atau lock up pada akhir November lalu, terjadi kenaikan jumlah saham yang beredar.
"Dengan berakhirnya periode lock up, ada kenaikan dalam jumlah saham yang beredar di pasar yang mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham," ujar Patrick.
Ia menjelaskan hal itu disebabkan sejumlah faktor di antaranya investor awal yang masuk di harga saham lebih rendah yang merealisasikan keuntungan, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, serta kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.
"Banyak dari variabel tersebut merupakan hal-hal di luar kontrol pengetahuan perusahaan. Perseroan akan terus fokus untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan," ujarnya.
Selain itu, perseroan juga akan terus melakukan penjajakan dengan investor potensial baru, terutama menuju peluang masuknya GoTo ke dalam indeks global di paruh pertama 2023.
"Semua langkah-langkah ini kami lakukan untuk memberikan manfaat dan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan," kata Patrick.