Kebutuhan masyarakat terhadap transportasi online, baik dari sisi konsumen maupun para pengusaha yang memanfaatkan jasa layanan logistik diyakini akan menjadi pendukung pertumbuhan industri, sekalipun situasi ekonomi yang penuh tantangan.
Layanan transportasi dan logistik online diakui telah menjadi kebutuhan, di mana 80 persen pengguna menyatakan bakal tetap memanfaatkan layanan meski tanpa promo. Sebanyak 73 persen pengguna layanan transportasi online juga menyebut mengalami peningkatan produktivitas, serta penghematan biaya bahan bakar dan parkir.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esa Suryaningrum sebagai hasil survei bertajuk "Perkembangan Industri dan Persepsi Konsumen Jasa Transportasi dan Logistik Online".
Survei itu dilakukan terhadap 2.310 pengguna dan 1.155 pengusaha yang memanfaatkan media sosial atau social seller di lima kota besar Indonesia. Social seller adalah pedagang yang memanfaatkan jejaring sosial baik media sosial atau social messenger.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk layanan transportasi dan logistik online sudah menjadi kebutuhan. Rata rata responden mengeluarkan biaya antara Rp50.000 sampai Rp250.000, serta frekuensi penggunaan 4-12 kali setiap minggu," kata Esa.
"Selain itu, 86 persen social seller merasa produktivitas bisnisnya meningkat dengan adanya layanan logistik online, dengan rata rata penggunaan 7-9 kali setiap minggu, bahkan 20 persen responden menggunakan hingga lebih dari 12 kali setiap minggu," tambah Esa.
Esa mengatakan, seiring dengan semakin membaiknya penanganan pandemi, mobilitas masyarakat yang pulih dan diikuti peningkatan penggunaan transportasi online meski tanpa promo, dengan demikian sektor transportasi dan logistik online diperkirakan resilien dan mampu tumbuh di tengah tantangan ekonomi.
Riset yang sama memperlihatkan bahwa 60 persen pengguna jasa layanan transportasi online menyatakan akan menambah frekuensi penggunaan, dengan 90 persen social seller setuju ada peningkatan penggunaan setelah pandemi.
Pada kedua sektor itu, pengguna merasa paling puas terhadap Gojek daripada pemain lain dan rata-rata industri.
"Untuk transportasi online, responden memberikan skor kepuasan di atas rata-rata industri bagi Gojek pada semua indikator-indikator prioritas. Terutama pada kemudahan penggunaan aplikasi yang mana Gojek mendapatkan skor 3,39, lebih tinggi dari rata-rata industri yang mendapatkan skor sebesar 3,30," lanjut Esa.
Menurut Esa, kemampuan memberi kepuasan itu menjadi faktor Gojek dapat meraih kepercayaan tinggi dari konsumen. Riset INDEF juga menunjukkan transportasi online Gojek unggul terkait rasa aman dan nyaman yang diberikan mitra pengemudi.
Sebanyak 82 persen responden menyatakan layanan transportasi online Gojek menjadi pilihan utama walaupun memiliki aplikasi lainnya.
Mitra pengemudi Gojek dinilai paling baik dalam berkendara dan bisa memberikan rasa aman bagi pengguna layanan transportasi online bahkan di atas angka rata rata kepuasan industri. Grab dinilai paling memuaskan dalam hal pemberian asuransi perjalanan.
Adapun pengusaha menilai Gojek sebagai brand paling memuaskan dengan fitur GoSend yang berhasil meningkatkan produktivitas para social seller karena pelayanan yang efisien, keamanan, dan kemudahan penggunaan.
Konsensus responden memberikan nilai sebesar 3,17 kepada Gosend terkait penggunaan aplikasi, atau lebih tinggi dari rata-rata industri yang berada di angka 3,04.
"Konsistensi dalam men-deliver atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan consumer experience atau pengalaman konsumen yang menyenangkan dan membuat konsumen setia untuk terus menggunakan brand tersebut," ujar Esa.
(osc)