Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Rabu (7/12) belum mempengaruhi keterisian hotel.
Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran yang mengatakan rata-rata reservasi atau keterisian hotel di Pulau Jawa jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah mencapai 70 persen.
"Terkait masalah kejadian bom bunuh diri itu belum (berdampak), itu masih di lokal. Kita belum (melihat) ada rasa kekhawatiran yang lebih untuk membatalkan (reservasi hotel) dan seterusnya," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati, Maulana menekankan bakal ada peningkatan keamanan di hotel-hotel jelang libur Nataru, terlebih dengan adanya insiden bom bunuh diri tersebut.
"Tentu iya, pasti (peningkatan keamanan). Namun, sekali lagi kita masih tetap berharap tidak akan mengganggu reservasi yang sudah ada. Dari sisi kejadian tersebut, keamanan harus ditingkatkan. Pasti di hotel itu kan ada pemeriksaan juga," tegas Maulana.
Menurut data PHRI, Maulana mencatat tingkat reservasi hotel jelang libur Nataru memang belum merata. Masih ada hotel di beberapa daerah yang belum mencatat jumlah booking signifikan.
Meski begitu, melihat data rata-rata reservasi yang mencapai 70 persen di Pulau Jawa, Maulana meyakini optimisme pasar masih ada untuk menyambut pergantian tahun.
"Di daerah lain yang belum ada reservasi juga belum tentu tidak terjadi pergerakan. Karena memang ada beberapa daerah yang pergerakannya itu last minute," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Suntana menyebut jumlah korban bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar ada 11 orang, termasuk pelaku bom bunuh diri. Sementara, 1 anggota Polri meninggal dunia dan 9 lainnya luka-luka.