Harga Minyak Terjun ke US$71,02, Level Terendah Baru Tahun Ini

CNN Indonesia
Senin, 12 Des 2022 07:43 WIB
Harga minyak anjlok sekitar 10 persen pada sepekan kemarin menuju ke level terendah baru pada tahun ini.
Harga minyak anjlok sekitar 10 persen pada sepekan kemarin menuju ke level terendah baru pada tahun ini. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Jumat (9/12) lalu.

Mengutip Reuters, Minyak mentah jenis West Texas Intermediate AS turun 44 sen ke US$71,02 per barel yang merupakan level terendah baru untuk 2022. Sementara Minyak mentah Brent ditutup 5 sen lebih rendah ke US$76,10 per barel.

Dengan pelemahan itu, kedua tolok ukur minyak mentah telah membukukan kerugian mingguan masing-masing sekitar 10 persen. Itu adalah penurunan mingguan terbesar sejak April untuk kontrak berjangka WTI AS, dan sejak awal Agustus untuk Brent.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis menyatakan sebenarnya minyak mendapatkan dukungan dari pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa negaranya dunia dapat memangkas produksi sebagai tanggapan atas pembatasan harga yang dilakukan sejumlah negara pada minyak Negeri Beruang Merah tersebut.

Tapi sentimen itu kalah dibandingkan dengan kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global belakangan ini.

"Kekhawatiran tentang pasokan masih kalah dibandingkan dengan kekhawatiran pasar tentang ekonomi," kata analis Mizuho Robert Yawger.

Apalagi, pada saat bersamaan, minyak juga mendapatkan kabar dari kenaikan harga produsen AS yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada bulan November, dan dimulainya kembali operasi sebagian pada Keystone Pipeline.

Sentimen itu membebani harga minyak. Maklum, kenaikan indeks harga produsen (PPI) AS di tengah lonjakan biaya jasa berpotensi membuat Federal Reserve agresif menaikkan suku bunga yang bisa membebani pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Sementara itu Walter Zimmerman, Kepala Analis Teknis di ICAP memperingatkan  jika minyak mentah AS turun di bawah US$70 per barel, itu bisa terjun bebas dan mencapai kisaran rendah $60 selama sesi mendatang.

Apalagi pada saat sama juga terjadi lonjakan kasus covid-19 di China, salah satu importir minyak terbesar dunia. 

[Gambas:Video CNN]



(skt/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER