Aksi Panik Beli Buah Persik Kuning Terjadi di China Usai Covid Naik
Lonjakan kasus covid-19 di China beberapa waktu belakangan ini memicu aksi panik beli warga di Negeri Tirai Bambu. Mereka panik membeli obat demam, pereda nyeri, dan bahkan pengobatan rumahan seperti buah persik kuning kalengan.
Panik beli itu menyebabkan kelangkaan produk baik di toko online maupun offline.
Mengutip CNN, Kamis (15/12), pemerintah China mendeteksi sebanyak 2.249 kasus covid-19 bergejala dan 20 persen di antaranya ada di Kota Beijing. Karenanya, permintaan obat-obatan ikut melonjak di negara tersebut.
Lonjakan permintaan terutama untuk obat demam dan flu, seperti Tylenol dan Advil karena masyarakat berlomba-lomba menimbun di tengah kekhawatiran tertular virus.
Buah persik kalengan ikut diborong dan langka di China karena dianggap sebagai makanan bergizi tinggi yang bisa melawan covid-19.
Popularitasnya yang melonjak tiba-tiba mendorong Dalian Leasun Food, salah satu produsen makanan kaleng terbesar di negara itu, untuk mengklarifikasi di sebuah pos Weibo bahwa buah persik kuning kalengan tidak memiliki efek pengobatan.
"Persik kuning kalengan tidak sama dengan obat-obatan!," kata perusahaan itu dalam postingan yang diterbitkan Jumat pekan lalu.
"Pasokan cukup, jadi tidak perlu panik. Tidak perlu terburu-buru untuk membeli," imbuhnya.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak menimbun pasokan medis. Pada hari Senin (12/12), pemerintah Kota Beijing memperingatkan penduduk bahwa pihaknya menghadapi tekanan untuk memenuhi permintaan obat dan layanan medis karena kepanikan membeli dan masuknya pasien di klinik.
Karenanya, pemerintah mendesak masyarakat untuk tidak menimbun obat-obatan atau menelepon layanan darurat jika mereka tidak memiliki gejala.