Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan alasan Indonesia mengimpor broken rice atau beras patah sebanyak 284,50 ribu ton selama Januari hingga November 2022.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan broken rice digunakan untuk bahan baku industri.
"Broken rice untuk bahan baku industri," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengungkapkan broken rice biasanya digunakan untuk industri bihun.
Namun, ia menilai broken rice seharusnya tidak diimpor karena banyak penggilingan padi kecil yang menghasilkan jenis beras tersebut.
"Alasannya selalu ada saja yang susah ngumpulinnya, kualitasnya rendah dan harganya lebih mahal daripada impor. Yang jelas importir ingin mudah dengan untung banyak," ujarnya.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 326,45 ribu ton sepanjang Januari hingga November 2022.
Impor itu didominasi oleh beras patah alias broken rice, other than of kind used for animal feed (HS 10064090) dengan share 87,15 persen.
Selain broken rice, other than of kind used for animal feed (HS 10064090), impor beras RI juga mencakup glutinous rice (HS 10063030) sebanyak 26,23 ribu ton atau 8,03 persen. Selanjutnya other fragrant rice (HS 10063070) sebanyak 7,1 ribu ton atau 2,17 persen dan semi-milled or wholly milled rice (HS 10063099) sebanyak 6,55 juta ton atau 2,01 persen.
Lalu, basmati rice (HS 10063050) sebanyak 1,76 ribu ton atau 0,54 persen, hom mali rice (HS 10063040) sebanyak 0,3 ribu ton atau 0,09 persen, dan beras lainnya sebanyak 0,01 ribu ton.