Tesla turun peringkat di Wall Street imbas ulah manajemen Twitter Elon Musk yang menangguhkan akun para jurnalis, termasuk Donie O'Sullivan dari CNN.
Analis Wall Street memperingatkan tindakan tersebut merusak sentimen pasar pada Tesla. Hal ini juga berisiko memicu reaksi buruk konsumen dan pengiklan.
Dikutip dari CNN Business, Selasa (20/12), Oppenheimer & Co juga menurunkan peringkatnya pada Tesla. Tindakan itu dilakukan semata-mata karena risiko yang ditimbulkan oleh kepemilikan dan manajemen Twitter oleh Elon Musk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Kami yakin Musk semakin terisolasi sebagai pengurus keuangan Twitter dengan manajemen penggunanya di platform. Kami melihat potensi putaran umpan balik negatif dari kepergian pemasang iklan dan pengguna Twitter, "tulis Analis Oppenheimer Colin Rusch.
Ia mengatakan kepergian pengiklan hanya akan semakin mengikis keuangan Twitter. Imbasnya Musk harus menurunkan lebih banyak saham Tesla untuk menutupi kerugian tersebut.
Rusch juga menyebut tindakan Musk di Twitter itu akan menciptakan reaksi negatif dari publik yang lebih luas.
"Kami percaya melarang jurnalis tanpa standar yang dapat dipertahankan secara konsisten atau komunikasi yang jelas saat banyak orang percaya kebebasan berbicara, sangat berisiko bagi mayoritas konsumen untuk terus mendukung Musk/Tesla," ujarnya.
Dengan kata lain, kejenakaan Musk itu buruk untuk bisnis. Terlebih bisnis Tesla. Apalagi, saham Tesla sudah anjlok sekitar 58 persen sejak Musk mencaplok Twitter.
Saham perusahaan kembali anjlok padaSenin (19/12) kemarin setelah Musk melakukan polling soal dia harus berhenti jadi CEO Twitter.
Sementara itu, Ross Gerber, salah satu pemegang saham di Twitter dan Tesla, berharap Musk menemukan CEO Twitter baru selama kuartal pertama 2023.
"Saya pikir itu adalah kepentingan terbaik bagi pemegang saham Tesla untuk Elon Musk kembali bekerja penuh waktu di Tesla," kata Gerber.
Sebelumnya, akun Twitter sejumlah jurnalis Amerika Serikat (AS) yang kerap meliput industri teknologi diblokir tanpa mendapat penjelasan.
Mereka yang jadi korban di antaranya adalah Donie O'Sullivan dari CNN, Ryan Mac dari The New York Times, dan Drew Harwell dari The Washington Post, serta beberapa jurnalis teknologi lainnya.
Sejumlah jurnalis itu punya kesamaan karena sering mengkritik Musk, baik soal keputusan manajemen maupun kebijakan usai Musk akuisisi Twitter pada Oktober.