REKOMENDASI SAHAM

Bertaruh Cuan dari 'Godaan' Saham Consumer Goods hingga Perbankan

CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2022 06:53 WIB
Analis memperkirakan saham-saham konsumer hingga perbankan masih menarik untuk dibeli demi mengoleksi cuan.
Analis memperkirakan saham-saham konsumer hingga perbankan masih menarik untuk dibeli demi mengoleksi cuan. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.812 pada akhir pekan lalu, Jumat (16/12). Indeks saham menguat 60,33 poin atau setara 0,89 persen dari perdagangan sebelumnya. Secara akumulatif, perdagangan saham dalam sepekan menguat 1,45 persen.

Tercatat, investor asing jual bersih (net sell) minus Rp3,72 triliun. Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agung Alit mengatakan rata-rata nilai transaksi harian bursa melesat 3,07 persen menjadi Rp15.194 triliun dari Rp14.742 triliun pada sepekan sebelumnya.

Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian bursa berubah sebesar 6,67 persen, yaitu menjadi 1,04 juta transaksi selama sepekan dari 1,11 transaksi pada sepekan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, rata-rata volume transaksi bursa meningkat sebesar 16,95 persen menjadi 28,56 miliar dari 24,42 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi memperkirakan pergerakan IHSG sepekan ke depan akan menguat meskipun terbatas.

Jika melihat indikator, William melihat IHSG telah berhasil keluar dari zona jenuh jual atau oversold. Prediksinya, IHSG bergerak di rentang support 6.480-6.560 dan resistance di 6.930.

Hal ini diakibatkan sentimen dari keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan naik 25 bps (basis points) atau 5,5 persen pada Desember 2022.

"Kenaikan dinilai lebih moderat dibandingkan sebelumnya karena inflasi yang naik sudah mulai terbatas sementara. Ini menjadikan sentimen yang positif untuk pasar di tengah pengetatan kebijakan moneter yang moderat," ungkap Oktavianus ketika dihubungi, Minggu (18/12).

Ia menilai investor bisa memanfaatkan peluang penguatan jangka pendek yang berpotensi terjadi meski terbatas. Walaupun, investor harus tetap mengantisipasi juga respons terkait pandangan BI pada saat keputusan suku bunga pekan ini.

Melihat sentimen ini, Oktavianus merekomendasikan tiga sektor yang berpotensi cuan, yaitu keuangan, consumer goods (konsumer), dan basic industry (industri dasar).

"Alasannya, sentimen dari kebijakan moneter yang lebih mendingin dan sentimen permintaan komoditas yang masih tinggi," ucapnya.

Adapun rekomendasinya, yaitu Antam atau ANTM, Unilever atau UNVR, dan Bank BRI atau BBRI. Untuk ANTM, ia menyarankan melakukan trading buy (beli). Sebab, indikator menunjukkan harga ANTM sudah keluar dari zona jenuh jual. Potensi harga menguat menuju area level 2.150-2.180 dengan support di 1.910.

Begitu pula dengan saham UNVR yang disarankan trading buy (beli) karena memiliki potensi harga menguat menuju area level 5.280-5.400 dan support di 4.650.

Terakhir, untuk saham BBRI, Oktavianus merekomendasikan investor melakukan buy on break. Alasannya, harga BBRI berhasil bertahan di atas support 4.830 pada perdagangan pekan lalu.

"Jika harga breakout resistance di level 5.000, maka akan membuka peluang penguatan menuju 5.200 dan supportdilevel4.830," tegasnya.

[Gambas:Video CNN]



Pandangan serupa datang dari pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda. Ia menilai bursa saham berpotensi kembali dengan pola bullish dalam sepekan mendatang. Bullish adalah kondisi pasar saham saat tren sedang naik.

Menurutnya, IHSG berpotensi melanjutkan perdagangan ke level 6.955. Sementara, support yang diperkirakan berada di level 6.642.

Hary juga melihat sentimen yang berpengaruh besar datang dari luar negeri, terutama usai The Fed mengerek suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50 bps menjadi 425-450.

Meski telah diantisipasi oleh pasar sebelumnya, namun para investor masih khawatir sikap The Fed yang cenderung agresif dalam menjaga stabilitas harga (hawkish).

Sikap ini tertuang pada Survey of Economic Projection yang menunjukkan rata-rata member The Fed sepakat untuk mempertahankan suku bunga 5,1 persen sepanjang tahun depan.

"Hal ini langsung memicu timbulnya kembali kekhawatiran akan The Fed Over-Tightening, sehingga berakibat ekonomi AS masuk ke dalam resesi," kata Hary.

Ia pun merekomendasikan barang konsumen primer (consumer non cyclical) sebagai sektor yang masih akan menghasilkan pundi-pundi.

Sebab, dalam kondisi inflasi, sektor ini relatif tidak terpengaruh dibandingkan sektor lain.

"Sektor yang harus dihindari adalah sektor yang peka terhadap kenaikan suku bunga, serta saham-saham yang secara fundamental masih membukukan negative earnings, beban utang besar, kurang baik dalam kondisi bank sentral yang menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi," imbuhnya.

Tiga saham pilihan Hary adalah Indofood CBP atau ICBP yang ditargetkan naik ke level 10.850 dengan support 9.925.

Kemudian, Indah Kiat Pulp & Paper atau INKP dengan target level 10.375 dan support 8.975 dan Antam atau ANTM dengan target 2.120 serta support 1.900.



(cfd/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER