Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tangguh di 5,4 Persen Tahun Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4 persen tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh daya beli masyarakat dan kemauan konsumsi yang cukup sehat.
Sri Mulyani mengatakan daya beli masyarakat selama ini cukup tinggi. Hal itu dilihat dari konsumsi listrik yang positif 13,5 persen, kenaikan penjualan mobil sebesar 3,7 persen dan penjualan sepeda motor yang melonjak 26,9 persen.
"Dengan situasi ini kita lihat pertumbuhan ekonomi 2022 kita masih akan relatif terjaga di kuartal keempat yang nanti akan terekam pada saat BPS menyampaikan estimasi dari pertumbuhan ekonomi kita 2022 adalah antara 5,2 hingga 5,4 persen yang dikeluarkan oleh berbagai proyeksi lembaga-lembaga dunia," ujarnya dalam konferensi APBN Kita, Selasa (20/12).
Di sisi lain, perkembangan inflasi di Indonesia masih relatif baik yaitu di level 5,4 persen.
Kendati demikian, Ani tak menampik jika pada tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi lebih lambat dibandingkan tahun ini. Pasalnya kondisi ekonomi global yang juga diperkirakan melemah.
Melemahnya ekonomi global ditunjukkan dengan beberapa dinamika seperti volatilitas dari harga komoditas. Hal itu terlihat dari faktornya adalah geopolitik yang terus berkembang dan terjadi perkembangan yang selalu tidak mudah untuk di taman kita lihat harga komoditas.
"Jadi kita akan melihat komoditas ini terutama yang berhubungan dengan pangan dan energi masih akan mewarnai perekonomian Indonesia dan global dengan kenaikan harga dan energi inflasi melonjak," ujarnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani memperingatkan untuk tetap waspada terutama pada 2023. Sebab, gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global serta kecenderungan suku bunga yang naik bisa mempengaruhi berbagai indikator dan juga faktor-faktor yang mendorong ekonomi Indonesia.
Ia juga menyebut ekonomi tahun depan kain gelap dan pekat. "Kalau menggunakan bahasa IMF itu adalah gelap dan gelap nya makin pekat," tandasnya.