ANALISIS

Banyak Kecelakaan Kerja, Amankah Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2022 08:00 WIB
KCJB menjadi sorotan usai insiden anjloknya kereta kerja pemasang rel proyek tersebut. Akibatnya, dua orang tewas dan lima korban lainnya mengalami luka berat.
KCJB menjadi sorotan usai insiden anjloknya kereta kerja pemasang rel proyek tersebut. Akibatnya, dua orang tewas dan lima korban lainnya mengalami luka berat. (Algi Febri Sugita/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Aditya menjelaskan bahwa pada sektor transportasi, keselamatan tidak hanya dari sisi operasional, tetapi juga keselamatan pra-operasi (ketika uji operasi) dan keselamatan konstruksi.

Ia menilai kecelakaan anjloknya kereta di proyek KCJB pada minggu lalu tergolong fatal dan tidak boleh terulang karena memakan korban jiwa. Maka dari itu, investigasi mendalam perlu dilakukan terkait berbagai insiden tersebut dan insiden lainnya yang terjadi selama pembangunan proyek KCJB untuk mengetahui penyebabnya, apakah karena faktor manusia, sarana, prasarana, atau manajerial.

"Yang sebenarnya perlu dipastikan adalah apakah kecelakaan kerja dan insiden-insiden konstruksi sebelumnya terkait dengan tenggat waktu yang terlalu ketat atau bahkan tidak realistis karena bersifat kejar tayang?," ujar Aditya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika penyebab insiden tersebut karena mengejar target operasional KCJB pada Juni 2023, maka target waktu tersebut perlu dievaluasi apakah masih realistis atau tidak.

Investasi juga diperlukan untuk menilai kepatuhan terhadap sistem dan prosedur konstruksi yang telah ditetapkan. Selain keselamatan konstruksi, jaminan keselamatan pra-operasi dan operasional kereta cepat juga perlu diperhatikan.

Sementara itu, pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono Wibowo menilai anjloknya kereta di proyek KCJB merupakan kecelakaan kerja biasa yang sayangnya membawa korban jiwa.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini disebut sedang menyelidiki kecelakaan tersebut dan Kemenhub juga sudah meminta SOP pemasangan rel yang dilakukan.

Namun, Sony menyebut masalahnya adalah yang mengerjakan proyek KCJB merupakan kontraktor dan pegawai dari China yang tentu menggunakan SOP mereka.

"Dari kecelakaan yang beberapa kali terjadi perlu ada investigasi terkait dengan prosedur konstruksi yang biasa China lakukan. Pemerintah Indonesia harus bisa menanyakan ke pihak China bagaimana prosedur kerja mereka, K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) mereka dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi," ujarnya.

Di sisi lain, Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan kecelakaan kerja pada proyek KCJB menjadi tanda bahwa teknologi baru memerlukan proses adaptasi, khususnya bagi Indonesia yang masih belum punya pengalaman dalam kereta api cepat.

Terkait kecelakaan yang terjadi, perlu diperhatikan bagaimana mekanisme pengawasan dalam konstruksi pembangunan. Selain itu, harus dilihat apakah ada mekanisme yang gagal diterapkan atau ada masalah dalam proses transisi teknologi dan pengalaman yang diberikan oleh China kepada para ahli Indonesia.

"Supaya tidak ada kecelakaan berikutnya perlu dilakukan pengawasan secara ketat. Kalau bisa zero accident atau kecelakaan nol ke depannya," ujarnya.



(fby/dzu)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER