Presiden Joko Widodo (Jokowi) curhat sulitnya mengatasi dampak ekonomi yang ditimbulkan pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Menurutnya, semua teori ekonomi standar yang diterapkan ternyata sudah tidak mampu lagi meredam dampak yang ditimbulkan dua masalah itu.
"Teori-teori standar, semuanya sudah sulit untuk kita pakai lagi karena semuanya keluar tidak berdasarkan pakem-pakem yang ada," kata Jokowi pada acara Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Jokowi kembali mengingatkan saat lonjakan kasus harian Covid-19 pernah mencapai 56 ribu kasus saat varian Delta masuk. Kala itu, hampir 80 persen menteri di kabinetnya menyarankan agar Indonesia menerapkan lockdown.
"Masyarakat juga menyampaikan hal yang sama. Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain saat ini," ungkapnya.
Setelah itu, muncul varian Omicron yang ketika kasus hariannya melonjak hingga 64 ribu kasus.
"Kita ingat saat itu ada APD (alat pelindung diri) kurang, oksigen nggak ada, pasien menumpuk di rumah sakit. Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan sehingga situasi yang sangat sulit itu bisa kita kelola dengan baik," ujar Jokowi.
Kini, Jokowi membuka peluang di akhir tahun pemerintah akan menyetop Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena kasus harian berada di angka 1.200.
"Mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM. Perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulitnya," pungkasnya.