Presiden Jokowi akan menyetop ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023.
Selanjutnya, bauksit itu akan diolah di dalam negeri supaya bisa meningkatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Jokowi berharap dengan larangan ini, nilai ekonomi bijih bauksit yang saat ini hanya Rp21 triliun bisa ditingkatkan menjadi Rp62 triliun.
Lantas, seberapa besar nilai ekspornya saat ini. Kecilkan sehingga Jokowi melarang ekspornya supaya bisa diolah di dalam negeri saja?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengacu pada data Bank Indonesia, ekspor bauksit menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun. Data tersebut melaporkan volume ekspor bauksit sebesar 1,7 juta ton pada 2017, melesat menjadi 8,6 juta ton pada 2018.
Pada 2019 volume ekspor bauksit naik menjadi 15,5 juta ton dan di 2020 ekspornya tembus 19,3 juta ton.
Berikut rinciannya;
2017 : 1,7 juta ton
2018 : 8,6 juta ton
2019 : 15,5 juta ton
2020 19,3 juta ton
Sementara itu, data Kementerian ESDM menunjukkan cadangan bauksit Indonesia sekitar 4 persen atau setara 1,2 miliar ton dari total cadangan global, yang mencapai 30,3 miliar ton.
Angka 4 persen itu menempatkan Indonesia sebagai negara pemilik cadangan bauksit terbesar keenam di dunia.
Negara kaya bauksit lainnya adalah Guinea 24 persen, Australia 20 persen, Vietnam 12 persen, Brazil 9 persen, lalu Jamaica 7 persen
Rata-rata produksi bauksit Indonesia mencapai 31,4 juta ton per tahun. Sementara itu, kebutuhan domestik hanya 7 juta ton. Artinya, mayoritas produksi bauksit untuk memenuhi pasar ekspor. Cadangan bauksit terbesar berada Kalimantan, Sumatera dan Jawa.