Keluh Kesah Pengusaha Bauksit Terkait Jokowi Larang Ekspor Juni 2023

CNN Indonesia
Kamis, 22 Des 2022 18:25 WIB
Pengusaha bauksit mengaku mengalami dilema atas kebijakan Jokowi melarang ekspor bauksit mulai Juni 2023.
Pengusaha bauksit mengaku mengalami dilema atas kebijakan Jokowi melarang ekspor bauksit mulai Juni 2023. ( AFP/ADEK BERRY).
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) berbagi keluh kesah usai larangan ekspor ditetapkan Presiden Jokowi mulai berlaku Juni 2023.

Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistianto menjelaskan terdapat beberapa masalah yang dihadapi pengusaha untuk menghadapi larangan ekspor ini. Pertama, minimnya smelter pengolahan yang dimiliki Indonesia.

Kedua, mahalnya investasi pembuatan smelter yang sulit diakomodir oleh perusahaan swasta. Berdasar hitungan APB3I, butuh investasi US$1,2 miliar atau setara Rp17 triliun untuk pembangunan smelter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau misalnya perusahaannya banyak ya jangan setiap perusahaan bikin smelter. Mungkin beberapa perusahaan saja di atas prakarsa pemerintah, difasilitasi pemerintah, untuk bisa di joint operation untuk bangun smelter, itu mungkin bisa dikedepankan," ujar Ronald, Kamis (22/12).

Ketiga, Ronald mengungkapkan pemerintah tak memikirkan kemungkinan jika terjadi surplus produksi bauksit. Pasalnya, saat ini rata-rata perusahaan mampu memproduksi 2 juta bauksit, sementara serapan oleh smelter per tahun hanya 12 juta. Padahal, setidaknya, ada 28 perusahaan yang memiliki kemampuan produksi sebesar 2 juta.

Terlebih, menurutnya, saat ini sulit untuk mendatangkan investor asing sebab tidak ada kepastian hukum yang bisa menjamin investasi.

"Itu bukan rahasia umum, kamu kalau mengurus izin di daerah disuruh kesana kemari, susah, lama, proyeknya jadi tidak tepat waktu, jadi mahal, investor marah," tutur Ronald.

Ia pun membandingkan proses hilirisasi yang dilakukan saat ini berbeda dengan pemerintah China. Ia memaparkan saat China mendorong hilirisasi produk, pemerintah mendukung para pengusaha dengan menyiapkan berbagai sarana prasarana.

"Tapi itu perjuangan yang tidak mudah, pemerintah China dalam rangka untuk membangun industrinya itu berdarah-darah dan itu memang banyak yang perlu dikorbankan," ucap Ronald.

"Tidak egosentris pemerintah, bahkan pemerintah menyiapkan semua sarananya, seolah-olah pengusaha itu disuapin. Lah kita boro-boro, dilempar ke hutan rimba dilempar kesana kemari," sambungnya.

[Gambas:Video CNN]



(cfd/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER