AP II Antisipasi Cuaca Ekstrem, Fokus Kelistrikan- Drainase Bandara
PT Angkasa Pura II (AP II) mengantisipasi cuaca ekstrem di libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan memperhatikan sistem kelistrikan hingga drainase bandara.
Direktur Operasi AP II Muhamad Wasid menuturkan pihaknya memastikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas, termasuk menjaga keamanan runway alias landasan pacu pesawat.
"Di sisi udara, bandara AP II memastikan runway selalu dalam kondisi terbaik untuk melayani operasional penerbangan. Permukaan runway, seperti shoulder dan runway strip, serta sistem drainase terus dijaga dan selalu dimonitor," jelas Wasid dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12).
Selain itu, Wasid mengatakan AP II melakukan pengukuran kekesatan runway. Infrastruktur lain di sisi udara, seperti taxiway dan apron juga diperhatikan. Ia juga menekankan bakal ada inspeksi infrastruktur sisi udara di luar jadwal jika diperlukan.
Sementara itu, VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro mengatakan langkah antisipasi lain juga dijalankan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem agar pelayanan penumpang tidak terganggu.
"Sistem drainase untuk keseluruhan area bandara, baik sisi udara maupun darat, terus dipantau agar bekerja optimal untuk menghindari adanya genangan air sehingga mendukung operasional dan pelayanan kepada penumpang pesawat di bandara," jelasnya.
Ia mengatakan saluran drainase di 20 bandara yang dikelola AP II harus bersih dari sedimen lumpur, rumput atau semak. Selain itu, pompa drainase harus dipastikan selalu dalam keadaan baik.
Cin Asmoro juga menyoroti soal kelistrikan di sisi udara, darat, dan gedung terminal yang diklaim bakal dipastikan siap untuk mendukung operasional penerbangan dan pelayanan pada libur Nataru.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan untuk waspada potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru, yakni pada 21 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan berdasarkan data analisis cuaca terbaru dalam periode sepekan ke depan terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang bisa berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.