TAIPAN

Larry Ellison, Dulu DO dari Kampus Sekarang Taipan Tajir Mampus

CNN Indonesia
Minggu, 25 Des 2022 07:55 WIB
Pendiri perusahaan teknologi Oracle Larry Ellison adalah salah satu orang terkaya di dunia dengan harta lebih dari Rp1.500 triliun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi kalangan awam, sosok Larry Ellison mungkin tak sepopuler Bill Gates, Elon Musk dan Mark Zuckerberg. Namun, pendiri perusahaan teknologi dan perangkat lunak Oracle ini adalah salah satu orang terkaya di dunia.

Mengutip berbagai sumber, kisah hidup Ellison cukup berliku.

Lahir dengan nama Lawrence Joseph Ellison di Kota New York, AS, Ellison sejak bayi sudah dititipkan ibunya ke paman dan bibinya. Sang ibu, kala itu berusia 19 tahun, merasa tak mampu merawat Ellison seorang diri.

Setelah itu, Ellison dibesarkan di lingkungan keluarga Yahudi kelas menengah di Chicago, AS. Ayah angkatnya adalah pegawai negeri dan ibu asuhnya adalah ibu rumah tangga yang penyayang.

Sejak kecil, Ellison dikenal sebagai anak jenius. Ia memiliki ketertarikan pada matematika dan teknologi. Kendati demikian, kepintaran Ellison membuat orang-orang di sekitarnya ingin ia menjadi dokter.

Selepas lulus SMA, ia akhirnya mendaftar ke sekolah kedokteran di Universitas Illinois at Urbana-Champagne.

"Semua orang-orang penting di sekeliling saya, keluarga saya, guru saya, pacar saya, ingin saya menjadi dokter," ujar Ellison saat berbicara di acara pembukaan tahun ajaran baru Universitas Southern California (USC) pada 2016 lalu, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (23/12).

Namun, dunia kedokteran tak membuatnya bahagia. Akhirnya, ia keluar dari kampus dengan tidak mengikuti ujian akhir pada tahun keduanya. Terlebih, ia mendapat pukulan setelah ibu asuhnya meninggal dunia dan keluarganya menderita kesulitan keuangan.

Setelah dropout (DO) dari bangku kuliah kedokteran, ia bekerja paruh waktu. Pada 1966, ia berhasil mengumpulkan uang dan memutuskan masuk Universitas Chicago untuk mempelajari fisika dan matematika.

Di sana, ia pertama kali berkenalan dengan dunia pemrograman komputer. Namun, lagi-lagi ia bertahan hanya satu semester karena masalah keuangan.

Ellison kemudian mengumpulkan sisa-sisa uangnya untuk pergi ke Berkeley, California. Di sana, ia memperdalam keahlian di bidang komputer secara otodidak sembari ikut kursus.

Merasa keahliannya cukup, ia lalu mendaftar di sejumlah perusahaan. Sayang, ia kerap ditolak karena tidak memiliki ijazah.

Sampai akhirnya ia mendapatkan tawaran sebagai teknisi komputer di perusahaan investasi "Fireman's Fund". Di sana, keahlian Ellison di bidang komputer semakin terasah.

Pada 1970-an, Ellison bekerja di Ampex Corporation. Salah satu proyeknya adalah membangun basis data untuk Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang ia beri nama 'Oracle'. Di sana, ia berkenalan dengan sesama programmer, Bob Miner dan Ed Oates.

Pada 1977, ia memutuskan untuk mendirikan Software Development Laboratories (SDL) bersama Miner dan Oates dengan modal US$2.000. Ia terinspirasi oleh Ampex dan teori database relational dari makalah yang ditulis Edgar F. Codd.

Selang dua tahun perusahaan berganti nama menjadi Relational Software Inc dengan produk unggulan Oracle Database. Klien perusahaan mulai dari CIA hingga IBM. Pada 1983, perusahaan kembali berganti nama menjadi Oracle Systems Corporation.

Bisnis Oracle tak selamanya mulus. Pada awal 1990-an, Oracle nyaris bangkrut karena kesalahan strategi pemasaran. Perusahaan terpaksa melakukan PHK terhadap 10 persen karyawannya lantaran kesulitan keuangan. Perusahaan bahkan diselidiki oleh Komite Sekuritas dan Bursa AS karena dituding melakukan pelanggaran dalam pencatatan keuangan.

Beruntung, Ellison mampu bangkit dan berbenah. Pada 1992, perusahaan mulai sehat kembali setelah ia merekrut orang-orang baru yang lebih kompeten.

Selain mengembangkan Oracle, Ellison sempat menduduki kursi direktur Apple Computer pada 1997. Ia membesarkan Apple hingga 2002, sebelum akhirnya kembali fokus mengembangkan Oracle.

Selain menciptakan software database, Oracle juga kerap mengakuisisi perusahaan teknologi lain. Pada 21 Januari 2010, Oracle mengakuisisi Sun Microsystem, pemilik open source populer MySQL.

Pada tahun yang sama, Forbes menempatkan Ellison di peringkat ke-6 orang terkaya di dunia dan ke-3 di Amerika dengan total kekayaan US$28 miliar.

Kemudian, pada 2014, ia memutuskan mundur dari kursi CEO Oracle setelah 34 tahun mengemban posisi tersebut. Namun, ia tetap membantu di belakang layar sebagai CTO dan mengempit setidaknya 40 persen saham perusahaan.

Dengan hartanya, Ellison rajin berinvestasi pada sejumlah saham perusahaan teknologi dan inovasi serta properti. Salah satu yang terkenal adalah Tesla di mana ia, selain memiliki saham, sempat duduk sebagai dewan direktur perusahaan pada periode 2018-2022.

Ia juga berinvestasi pada klub Tennis Indian Wells karena memiliki ketertarikan pada dunia tenis.

Per Jumat (23/12), Forbes mencatat total harta Ellison mencapai US$101,1 miliar atau sekitar Rp1.567 triliun.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Gagal di Pernikahan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :