ANALISIS

Menakar Kontribusi Nataru pada Pertumbuhan Ekonomi RI

Mochammad Ryan Hidayatullah | CNN Indonesia
Rabu, 28 Des 2022 07:01 WIB
Ekonom menilai momentum libur Natal dan Tahun Baru akan menggairahkan ekonomi pada kuartal IV 2022. Terlebih, pembatasan covid-19 sudah minim.
Ekonom menilai momentum libur Natal dan Tahun Baru akan menggairahkan ekonomi pada kuartal IV 2022. Ilustrasi. (CNN Indonesia / Andry Novelino).

Dorong Konsumsi Rumah Tangga

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, Nataru berkontribusi cukup signifikan setiap tahunnya, sama seperti momen Lebaran.

Ia menyebut momen tahun baru cukup penting untuk menopang kontribusi konsumsi rumah tangga untuk kuartal IV.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua tahun lalu kontribusinya mengalami penurunan karena adanya kebijakan pembatasan mobilitas spasial. Dengan pelonggaran yang terjadi di tahun ini, diperkirakan kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun ini akan kembali normal," kata Ronny.

Pada kuartal III 2022, terjadi kontraksi konsumsi rumah tangga sebesar 0,30 dibandingkan dengan kuartal II. Hal itu terjadi karena tidak ada momen konsumtif yang berarti, meskipun secara year on year (yoy) dan year to date (ytd) terbilang baik.

Oleh karena itu, Ronny melihat tingkat konsumsi rumah tangga selama Nataru akan berperan cukup penting pada pertumbuhan tingkat konsumsi rumah tangga di kuartal IV dan akan tercatat naik dalam semua kategori, baik quartal to quartal, yoy, ataupun ytd.

Selain itu, ia juga memproyeksi momen Nataru bisa berkontribusi sebanyak 0,3 hingga 0,5 persen terhadap keseluruhan konsumsi rumah tangga.

"Total kontribusi konsumsi rumah tangga masih sama seperti tahun-tahun lalu, 55 persenan terhadap PDB, sebagai andalan kontributor pertumbuhan selama ini," imbuhnya.

Setali tiga uang, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menyebut kontribusi Nataru tahun ini mulai meningkat dibanding tahun lalu. Hal ini salah satunya terlihat dari 530 ribu kendaraan yang meninggalkan Jakarta selama libur Natal 2022.

Angka kendaraan yang melakukan perjalanan luar kota diproyeksi terus meningkat sampai puncaknya jelang tahun baru. Kelas menengah atas pun mulai keluarkan dana dari perbankan untuk belanja rekreasi saat pelonggaran mobilitas terjadi.

Meski demikian, terdapat hambatan soal belanja saat Nataru, yakni konsumsi masyarakat tidak langsung meningkat tajam karena efek kenaikan harga BBM masih terasa pada inflasi umum.

"Biaya BBM naik dibanding tahun lalu, imbasnya ke jangkauan perjalanan wisata tidak terlalu jauh dari rumah. Inflasi pangan pun sangat menekan pertumbuhan konsumsi rumah tangga," ujar Bhima.

Selain itu, kata dia, setidaknya masyarakat yang mau belanja tiket pesawat pun mencari moda transportasi alternatif yang lebih murah atau duration of stay (lama menginap) hotelnya dikurangi. Artinya, pola konsumsi masyarakat jadi lebih berhemat dalam rekreasi.

Sementara, Ekonom Indef Nailul Huda memproyeksi kontribusi libur Nataru tidak akan terlalu signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kuartal VI. Pasalnya, periode liburnya cukup singkat.

Namun demikian, ada peningkatan pendapatan masyarakat dari bonus akhir tahun serta angpao Natal yang bisa meningkatkan konsumsi. Tapi menurut Nailul hal ini lagi-lagi tidak akan terlalu berkontribusi besar.

Menurutnya, masyarakat akan lebih berhemat dan berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Hal ini seiring dengan banyaknya kasus PHK dalam beberapa bulan terakhir.

Tak hanya itu, Nailul juga melihat ancaman cuaca ekstrem juga bisa membuat masyarakat mengurungkan niat untuk pergi berlibur.

"Tahun ini kan lebih longgar (pembatasan mobilitas warganya) pasti akan meningkatkan mobilitas masyarakat. Namun tidak signifikan meningkatnya. Ditambah ada ancaman cuaca ekstrem," kata Nailul.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER