Harga Emas 2022: Berkilau di Awal, Perlahan Meredup
Tahun 2022 menjadi momentum berkilaunya harga emas. Sepanjang tahun ini, tren perdagangan emas dibuka optimis tetapi menunjukkan tren pelemahan.
Pada pembukaan tahun, harga emas mulai pulih ke angka US$1.828,5 per troy ons pada perdagangan global.
Harga emas terus merangkak naik. Puncaknya terjadi pada Maret. Harga emas per 8 Maret tembus US$2.052,6 per troy ons. Lonjakan harga ini didorong sentimen geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina.
Takhta emas di pucuk harga akhirnya turun bertahap ditekan penguatan nilai dolar Amerika Serikat (AS) dan agresifnya bank sentral mereka, Federal Reserve (The Fed), dalam menaikkan suku bunga acuan.
Dua bulan berselang, harga emas sempat turun ke US$1.811,8 per troy ons, dan terus melorot ke angka US$1.629,1 per troy ons pada 27 September silam.
Emas mulai bersinar lagi pada November. Di awal bulan, harganya merangkak ke US$1.781,1 per troy ons dan bergerak fluktuatif di kisaran harga US$1.760 hingga US$1814,9 per troy ons selama November hingga awal Desember.
Pada 21 Desember lalu, emas dipatok US$1.814,9 per troy ons. Per hari ini (28/12) harganya bertengger di angka US$1.811,7 per troy ons, turun tipis 0,04 dari perdagangan kemarin.
Di Indonesia, harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp1,014 juta per gram pada Rabu (28/12).
Harga emas tercatat naik Rp6.000 dari Rp1,008 juta per gram pada perdagangan sebelumnya. Harga pembelian kembali (buyback) juga naik Rp6.000 dari Rp908 ribu menjadi Rp914 ribu per gram.
Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi harga emas akan bertahan di atas Rp1 juta per gram pada akhir tahun. Ini dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan harga emas internasional juga bertahan naik.
Menurutnya, kondisi perekonomian global juga turut mempengaruhi kenaikan harga emas.
"Kekhawatiran pasar terhadap peluang pelambatan ekonomi atau resesi global, mendorong pasar masuk aset aman seperti emas," katanya kepada CNNIndonesia, Rabu (28/12).
(pta/sfr)