Lion Air Group Tetap Optimis Meski Ada Pembatasan Rute Internasional

CNN Indonesia
Rabu, 28 Des 2022 19:54 WIB
Lion Air Group optimis akan penambahan rute internasioal di 2023 meski ada pembatasan dari pemerintah.
Lion Air Group optimis akan penambahan rute internasioal di 2023 meski ada pembatasan dari pemerintah. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Direktur Lion Air Group Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi optimis akan penambahan rute internasional di 2023 meski ada pembatasan dari pemerintah. Daniel mengaku masih menunggu data pasar.

"Tetap semua tergantung sama marketnya. Kalau marketnya gak ada, ya kami gak nambah. Tapi kalau marketnya naik, ya kami akan siap lah (penambahan rute internasional)," katanya kepada awak media di Posbloc, Jakarta, Rabu (28/12).

Untuk proyeksi rute penerbangan internasional di 2023, Daniel mengatakan sudah mempersiapkan rute tambahan, khususnya ke Asia Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu masih dalam pembicaraan kami dengan Bangladesh, Sri Lanka, India, dan Pakistan, itu sudah kami jajaki. Mudah-mudahan 2023 akan terlaksana penerbangan tambahan rute internasional," tegasnya.

Lion Air Group juga bakal menambah frekuensi penerbangan ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. Ada juga penerbangan ke Penang, Malaysia dari Banda Aceh, Medan, dan Pekanbaru.

Di lain sisi, Daniel merinci Lion Air Group sudah menambah rute penerbangan di Natal. Sementara itu, Daniel mengatakan penambahan slot menyambut tahun baru 2023 masih bakal menyesuaikan permintaan pasar.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku diminta oleh Presiden Joko Widodo soal pembatasan rute internasional yang sudah ada 166 permintaan.

Budi Karya merinci ada peningkatan permintaan penerbangan internasional, yakni dari Qatar Airways, Turkish Airlines, Philippine Airlines, Cathay Pacific dari Hong Kong, Qantas dari Australia, VietJet Air dari Vietnam, Uzbekistan Airways, hingga Singapore Airlines.

"Ada permintaan sebanyak 166 slot atau perkembangan 84 persen, penambahan itu. Namun, Bapak Presiden mengarahkan sekalipun permintaan itu banyak, lakukan dengan hati-hati karena satu sisi harus dilihat produktivitas daripada konektivitas itu efisien atau tidak," katanya di Kantor Presiden, Senin (26/12).

Jika tidak efisien, Presiden Jokowi memerintahkan Budi untuk tidak memberikan kesempatan penambahan penerbangan internasional tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(skt/dzu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER