Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal rencana pembatasan pembelian Pertalite menggunakan MyPertamina yang hingga kini belum berjalan.
Menurutnya, itu terjadi karena semua rencana pembatasan itu harus dilakukan secara bertahap. Untuk tahap yang berjalan saat ini, Erick mengatakan pihaknya juga sedang memperbaiki metode pembayaran non-cash di SPBU.
"Kan bertahap. Di Pertamina, sistem pembayarannya kan ada yang cash dan non-cash. Yang non-cash terus diperbaiki sekalian nunggu Perpres 191 yang sedang digodok Menteri ESDM," kata Erick di SPBU MT Haryono Jakarta Selatan, Selasa (3/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurutnya, pembelian Pertalite dengan MyPertamina ini ditujukan agar subsidi BBM bisa tepat sasaran. Erick mengaku tak seharusnya masyarakat mampu dan industri mendapat subsidi dari pemerintah.
"Bayangkan, mampu (tapi) beli solar dibantu pemerintah Rp6.500. Hal-hal ini yang sedang diperbaiki. Industri berhak pakai BBM dibantu pemerintah? Tidak. Itu kita gunakan (untuk) kendaraan umum," tuturnya.
Ia pun meyakinkan pada akhirnya masyarakat akan mampu beradaptasi untuk penggunaan MyPertamina. Erick membandingkan penggunaan MyPertamina serupa dengan PeduliLindungi.
"Dulu bicara PeduliLindungi semua pada nggak suka, seperti diawasi. Tapi terbukti sekarang PeduliLindungi menolong bagaimana penyebaran Covid-19 kita paling cepat (terjaga), selain booster," tegasnya.
Pemerintah berencana membatasi pembelian pertalite dengan menggunakan aplikasi MyPertamina. Dengan pembatasan itu, masyarakat yang hendak membeli pertalite harus mendaftar dulu ke aplikasi MyPertamina.
Pendaftaran sudah dibuka sejak pertengahan 2022 lalu. Meski demikian, hingga kini pembatasan belum juga berlaku.
(fby/cyn)