
Defisit APBN di Bawah 3 Persen, Wamenkeu Sebut Kaki RI Kuat di 2023

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut defisit anggaran pendapatan dan belanja (APBN) 2022 yang berada di bawah 3 persen bisa membuat Indonesia lebih kuat menghadapi tantangan di 2023.
Hal ini disebabkan harga komoditas pada tahun ini diperkirakan akan turun.
"Fakta bahwa APBN 2022 kita tutup dengan defisit di bawah 3 persen itu membuat kaki kita kuat menghadapi 2023," ujar Suahasil dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media di Kementerian Keuangan, Jumat (6/1).
Lihat Juga : |
Menurutnya, tahun ini harga-harga komoditas turun sehingga Indonesia harus menjaga potensi penerimaan.
"Belanja yang harus kita jaga juga tapi kaki kita kuat untuk bikin pembiayaan 2023. Ini yang menjadi modal kita optimis tapi juga tetap waspada," lanjutnya.
Lebih lanjut, Suahasil mengatakan ancaman resesi global memang akan mempengaruhi Indonesia, terutama aktivitas ekspor.
Namun, optimisme harus tetap ditumbuhkan karena aktivitas ekonomi mulai menggeliat, apalagi setelah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sementara itu, APBN 2022 mengalami defisit Rp464,3 triliun atau 2,38 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Defisit APBN tersebut terjadi karena pendapatan negara hanya sebesar Rp2.626,4 triliun pada 2022. Di sisi lain, belanja negara justru mencapai Rp3.090,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan defisit APBN sepanjang 2022 ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp775,1 triliun.
"Ini adalah penurunan sangat tajam defisit hingga 40 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Realisasi APBN 2022, Selasa (3/1).
Namun, angka ini merupakan realisasi sementara karena akan melewati proses audit terlebih dahulu.
(fby/pta)[Gambas:Video CNN]