RI-China Masih Belum Sehati soal Nilai Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2023 18:16 WIB
Indonesia dan China masih belum sepaham soal nominal pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung meski proyek ditargetkan rampung Juni 2023.
Indonesia dan China masih belum sepaham soal nominal pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung meski proyek ditargetkan rampung Juni 2023. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia dan China masih belum sepaham soal nominal pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Padahal, kereta cepat ditargetkan rampung Juni 2023.

Karena masalah itu, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini masih menunggu keputusan terkait cost overrun alias pembengkakan biaya maupun penyertaan modal negara (PMN) untuk proyek kereta cepat.

"Cost overrun dan PMN keduanya masih terus berproses. Meski begitu proses pembangunan dan kesiapan operasional KCJB masih terus berjalan," ungkap GM Corporate Secretary PT KCIC Rahadian Ratry dalam keterangan tertulis, Kamis (12/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Rahadian menjelaskan pembahasan biaya bengkak proyek KCJB memasuki tahap akhir antara konsorsium Indonesia dan China. Sementara itu, PMN masih dalam proses penyaluran dari pemegang saham Indonesia ke PT KCIC.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo merinci berdasarkan hasil review terbaru Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komite KCJB per 15 September 2022, pembengkakan biaya naik menjadi US$1,449 miliar atau Rp21,74 triliun.

Padahal, berdasarkan perhitungan dan review BPKP pada 9 Maret 2022 pembengkakan biaya hanya sebesar US$1,17 miliar atau Rp17,64 triliun.

Di lain sisi, China melalui Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) melihat pembengkakan biaya hanya sekitar US$980 juta. Hal ini dikarenakan ada perbedaan asumsi perhitungan.

"Mereka sudah sampaikan hasil perhitungan mereka sekitar US$980 jutaan. Ada perbedaan karena beda cara melakukan review, beda metode dan beda asumsi," ujar Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi di Gedung DPR RI, Rabu (9/11).

Menurutnya, pihak China tidak memperhitungkan biaya-biaya pihak ketiga, seperti penyediaan persinyalan kereta api cepat. Pasalnya, di Negeri Tirai Bambu, pelayanan tersebut gratis, sedangkan di Indonesia tidak.

[Gambas:Video CNN]

Terlepas dari perhitungan cost overrun proyek KCJB yang masih alot, KCIC menegaskan bakal berfokus kepada aksesibilitas yang menjadi faktor penting dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan calon penumpang kereta cepat.

"Tak hanya dari KCJB, beberapa pihak swasta juga akan turut membangun akses menuju KCJB. Tentu ini jadi hal positif untuk meningkatkan mobilitas masyarakat," pungkas Rahadian.

(skt/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER