Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Indonesia membutuhkan investasi senilai US$125,9 miliar atau setara Rp1.906 triliun (asumsi kurs Rp15.146 per dolar AS) sampai 2030 untuk mencapai nol emisi pada 2060.
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss, Selasa (17/1) waktu setempat.
Arifin menyebut Indonesia membutuhkan kemampuan pendanaan yang besar untuk mencapai target mengurangi emisi. Sementara tidak semua negara punya kapasitas untuk itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurutnya, negara maju, negara berkembang, dan negara belum berkembang punya kemampuan yang berbeda dalam pendanaan.
Karenanya, Arifin mengatakan RI butuh bantuan dan dukungan dari organisasi keuangan untuk menciptakan keseimbangan global melalui mobilisasi pendanaan dengan mekanisme yang sederhana dan lebih mudah dipahami, sehingga bisa diakses dan terjangkau untuk semua.
Ia menuturkan pada 2022 realisasi investasi untuk transisi energi di Indonesia adalah US$1,97 miliar. Sementara total rencana investasi sampai 2025 adalah US$57,9 miliar.
"Sampai 2030 adalah US$125,9 miliar, ada penambahan investasi US$68 miliar dari 2025," papar Arifin seperti dikutip dari keterangan resmi.
Ia pun menjelaskan Indonesia telah menetapkan peta jalan secara detil yang membutuhkan investasi total senilai US$2,5 triliun, di mana lebih dari separuh akan diserap oleh sektor energi.
Oleh karena itu, Arifin mengundang investor yang hadir di WEF Davos untuk mendukung upaya Indonesia menjalankan transisi energi dan target nol emisi, juga membuka peluang kolaborasi dengan negara mitra maupun organisasi internasional.
"Kami sangat senang bisa berdiskusi dengan hadirin sekalian," ucapnya.