Investor Buru Obligasi, Rupiah Tangguh ke Rp14.887 per Dolar
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.887 per dolar AS pada Selasa (24/1) sore. Mata uang Garuda menguat 187,5 poin atau 1,24 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp14.930 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat dolar Singapura melemah 0,02 persen, yuan China minus 0,25 persen, rupee India minus 0,16 persen, dan won Korea Selatan minus 0,15 persen.
Lihat Juga : |
Sedangkan, dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,26 persen, ringgit Malaysia menguat 0,52 persen, dan yen Jepang menguat 0,56 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju kompak bergerak di zona hijau. Euro Eropa menguat 0,18 persen, Franc Swiss menguat 0,23 persen, poundsterling Inggris menguat 0,23 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen, dan dolar Kanada menguat 0,04 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah menguat tajam di tengah pelemahan dolar AS.
Namun, penguatan mata uang Garuda lebih banyak karena membaiknya sentimen investor dengan memburu obligasi rupiah.
"Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih akan relatif kuat tahun ini dan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) akan terus mendukung penguatan rupiah sepanjang tahun ini," imbuhnya kepada CNNIndonesia.com.