Perusahaan riset investasi asal AS Hindenburg Research menuding Adani Group, perusahaan milik taipan India Gautam Adani, memanipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.
Perusahaan tersebut memiliki jaringan perusahaan cangkang offshore di wilayah tax haven, seperti Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab. Seluruh jaringan ini dikendalikan oleh keluarga Adani.
Hasil investigasi Hindenburg selama dua tahun, perusahaan cangkang tersebut digunakan untuk memfasilitasi korupsi, pencucian uang, dan pencurian pembayar pajak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hindenburg mengklaim melakukan penyelidikan dengan melibatkan ratusan responden, termasuk mantan eksekutif Adani Group. Riset juga dilakukan dengan melakukan peninjauan terhadap beberapa dokumen.
Chief Financial Officer Adani Group Jugeshinder Singh mengaku terkejut dengan laporan Hindenburg tersebut. Ia mengatakan tudingan itu tidak berdasar.
"Kombinasi berbahaya dari informasi yang salah dan tuduhan basi, tidak berdasar, dan didiskreditkan," katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/1).
Jugeshinder Singh juga mengatakan tuduhan itu hanya untuk merusak reputasi Adani Group. Hal ini juga dimaksudkan untuk merusak penawaran publik (IPO) lanjutan yang akan dilakukan perusahaan.
Ia mengklaim pihaknya selalu mematuhi Undang-Undang yang berlaku.
"Kelompok ini selalu mematuhi semua Undang-Undang," kata Jugeshinder Singh.
Setelah laporan Hindenburg mencuat, saham andalan Adani Group, yakni Adani Enterprises Ltd dan Adani Ports & Economic Zone Ltd masing-masing turun sebanyak 3,7 persen dan 7,3 persen.
Tak hanya itu, saham produsen semen Adani ACC dan Ambuja Cements yang diakuisisi oleh Adani baru-baru ini juga ikut anjlok masing-masing 7,2 persen dan 9,7 persen.
Adani Group berfokus pada bisnis di pelabuhan, bandara, pembangkit listrik dan transmisi, energi hijau, minyak nabati, semen, real estate, dan masih banyak lagi.
Konglomerat India ini bahkan tercatat sebagai penguasa Pelabuhan Mundra yang berstatus pelabuhan terbesar di India.
Adani juga mengakuisisi 74 persen saham di Bandara Internasional Mumbai alias bandara kedua tersibuk di India.
Pada 2022 ini, Adani juga mengakuisisi aset Swiss Holcim senilai US$10,5 miliar dan menjadikannya sebagai pemilik perusahaan produsen semen terbesar kedua di India.
Di lain sisi, Adani bercita-cita untuk menjadi produsen energi hijau terbesar di dunia. Bahkan, konglomerat India itu mengatakan bakal berinvestasi hingga US$70 miliar untuk proyek energi baru dan terbarukan (EBT).