Lansia Jatuh di Peron Stasiun Tebet, KAI Minta Maaf dan Janji Perbaiki
Seorang pria lanjut usia (lansia) 67 tahun terjatuh di peron Stasiun Tebet pada Selasa (24/1). Atas kejadian itu, PT KAI Commuter meminta maaf dan berjanji bakal memperbaiki ketinggian peron agar lebih mudah dijangkau, termasuk oleh lansia.
Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan mengatakan perbedaan tinggi dan celah peron sudah menjadi perhatian khusus KAI Commuter selaku operator commuterline.
"Terkait perbedaan tinggi dan celah peron tunggu pengguna dengan pintu commuterline, KAI Commuter menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/1).
Leza mengatakan pihaknya secara bertahap menambahkan fasilitas bancik atau tangga portable untuk mengatasi kendala tersebut. Teranyar, bancik disediakan di peron 5 dan 6 Stasiun Kampung Bandan.
Ia menegaskan bancik dapat membantu naik dan turun penumpang mengingat adanya jarak celah peron dengan pintu commuterline. Leza mengungkapkan progres pengerjaan bancik masih dilakukan di beberapa stasiun lain, seperti Stasiun Tenjo, Stasiun Kemayoran, dan Stasiun Pasar Senen.
"Selain penambahan bancik di beberapa lokasi, tahun ini KAI Commuter juga memprogramkan peninggian peron pada stasiun Lintas Serpong, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cisauk, Peron 1 Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Jambu Baru," jelas Leza.
Menurutnya, peninggian peron berlaku paralel dengan penambahan balas atau batu kricak di jalur rel.
Penambahan balas mengakibatkan jalur rel mengalami peninggian, tetapi hal ini diklaim dilakukan untuk memastikan keselamatan perjalanan kereta dan memastikan batas tinggi aman antara jalur rel dan kabel listrik aliran atas (LAA).
Insiden lansia jatuh di peron viral karena unggahan sang anak di Twitter @. Ia mengeluhkan tingginya jarak antara peron dengan pintu kereta sehingga tidak ramah bagi lansia dan difabel.