Sri Mulyani Sebut Masih Ada Harapan untuk Ekonomi Global

CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2023 21:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada titik terang di ekonomi global usai data pertumbuhan AS membaik pada kuartal IV 2022. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ekonomi global memiliki titik terang setelah pertumbuhan ekonomi AS cukup membaik pada kuartal IV 2022.

Ia menuturkan ekonomi AS berhasil tumbuh pada kuartal IV 2022 di atas ekspektasi pasar.

"Baru tadi malam saya lihat dan baca AS kuartal IV memang melemah tapi tidak sedalam seperti yang diperkirakan," ujarnya di Cikarang Dry Port, Jawa Barat, Jumat (27/1).

Tercatat ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 2,9 persen. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 2,6 persen.

Selain itu, Sri Mulyani juga menilai pertumbuhan industri manufaktur Eropa juga mulai menggeliat kembali. Oleh karena itu, ia ingin para pengusaha di Indonesia tidak putus asa.

"Tahun 2023 ini muncul ketidakpastian, memang besar tapi, jangan putus harapan. Makanya ini harus," ujarnya.

Sri Mulyani menambahkan APBN di 2023 optimis karena Indonesia juga berhasil kelola covid-19 dengan pemulihan yang kuat.

Meski pertumbuhan ekonomi AS mencapai 2,9 persen pada kuartal IV 2022. Angka tersebut masih lebih rendah dari kuartal III 2022 yang tercatat 3,2 persen.

Berdasarkan catatan Reuters, Jumat (27/1), tingkat konsumsi pribadi AS tumbuh 2,1 persen pada kuartal VI 2022. Namun, angka ini lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 2,9 persen.

Sedangkan belanja pengeluaran barang melonjak 1,1 persen. Ini sebagian besar mencerminkan peningkatan belanja barang pada awal kuartal, sebagian besar untuk kendaraan bermotor.

Konsumen juga membelanjakan uangnya untuk layanan seperti perawatan kesehatan, perumahan, utilitas, dan perawatan pribadi.

Kemudian, pendapatan rumah tangga meningkat 3,3 persen dan tingkat tabungan naik menjadi 2,9 persen dari 2,7 persen.

Secara tahunan atau full year ekonomi AS pada 2022 tumbuh 2,1 persen. Memang jauh di bawah pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,9 persen karena saat itu permintaan kembali pulih karena ada pelonggaran aktivitas ekonomi setelah ditutup karena pandemi.



(mrh/dzu)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK