ESDM Respons Tudingan Zulhas soal B35 Picu Kelangkaan Minyakita

CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2023 16:54 WIB
Kementerian ESDM buka suara terkait tudingan Zulhas yang menyalahkan program B35 atas mahal dan langkanya Minyakita. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal program minyak goreng pemerintah, Minyakita, kini mahal bahkan langka di pasaran.

Hal ini seakan menjawab tudingan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas yang sebelumnya menyalahkan program B35 atas masalah kelangkaan Minyakita belakangan ini.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan penting untuk mengetahui pembagian penggunaan minyak sawit untuk energi dan sektor lain.

Dadan menegaskan pihaknya mencari keseimbangan, terutama di tengah proyeksi produksi sawit RI yang diramal semakin meningkat di masa mendatang.

"Sebetulnya kalau sektor energi itu kira-kira berapa sih yang 'boleh dipakai' dari produksi sawit? Kan ini juga penting kami mendapatkan pemahaman itu," katanya dalam acara Energy Corner Special B35 Implementation di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (31/1).

Menurutnya, hitung-hitungan keseimbangan ini untuk menghindari terjadinya situasi sulit untuk penyediaan sawit bagi keperluan lain, misalnya minyak goreng.

"Ini kan harus kami seimbangkan dari sekarang agar tidak memberikan dampak kepada penyediaan minyak goreng sehingga minyak goreng menjadi lebih mahal," imbuhnya.

Meski tak secara gamblang merinci soal Minyakita, ucapan Dadan hanya berselang sehari setelah tudingan Zulhas soal B35 yang ia klaim sebagai salah satu penyebab kelangkaan Minyakita belakangan ini.

Dalam program B35, pemerintah memang meningkatkan persentase campuran bahan bakar bakar nabati ke dalam bahan bakar minyak jenis solar dari 20 persen pada B20 menjadi 35 persen.

"B20 nyedot CPO 9 juta. Begitu berubah jadi B35, tambah 4 juta jadi 13 juta disedot," ujar Zulhas di Hotel Shangri-La Jakarta, Senin (30/1) kemarin.

Zulhas juga menyebut kelangkaan Minyakita dipicu aksi serbu masyarakat karena kualitasnya premium dengan harga yang murah.

Selain itu, Minyakita juga mudah ditemukan di mana saja. Padahal, menurutnya, jatah DMO minyak goreng hanya 300 ribu ton per bulan.

"Jadi semua ibu-ibu carinya Minyakita. Padahal jatahnya 300 ribu ton per bulan. Tentu di pasar jadi kurang," dalih Zulhas.

Menanggapi kelangkaan ini, Zulhas mengatakan jatah DMO akan ditambah 50 persen dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton yang akan diolah menjadi Minyakita. Ia menargetkan pada Februari mendatang Minyakita mulai membanjiri pasar.

Kelangkaan Minyakita terjadi menjelang akhir Januari ini. Kalaupun ada di pasaran, harganya melambung tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp14 ribu per liter.

(skt/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK