MTI Sebut BBM Subsidi Jadi Salah Satu Kendala Kendaraan Listrik di RI

tim | CNN Indonesia
Senin, 06 Feb 2023 22:17 WIB
MTI menyebut ada beberapa kendala dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Mulai dari harga BBM subsidi hingga produksi baterai berkelanjutan. MTI menyebut ada beberapa kendala dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Mulai dari harga BBM subsidi hingga produksi baterai berkelanjutan. (Hyundai Motor Group).
Jakarta, CNN Indonesia --

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkap ada beberapa kendala dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Mulai dari harga BBM subsidi hingga produksi baterai berkelanjutan. 

Ketua Forum Transportasi Lingkungan dan Energi MTI Indira Darmoyono merinci enam kendala pengembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Pertama, masih adanya pemberian BBM subsidi pertalite hingga solar.

"Selama ini, kebijakan seperti subsidi itu (sangat berdampak) karena harga BBM ini menjadi kunci untuk beralih ke kendaraan listrik," katanya di AONE Hotel, Jakarta Pusat, Senin (6/2).

Indira menegaskan investasi di kendaraan listrik ada total cost of ownership (COF), di mana besarannya sangat tinggi dibanding dengan mobil konvensional berbasis internal combustion engine (ICE).

Kedua, kurangnya ekosistem kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya yang terbatas. Indira mengatakan infrastruktur pengisian daya dengan tarif yang sesuai merupakan bagian dari ekosistem EV.

Ia menegaskan ekosistem ini tidak hanya stasiun charging dan outlet penggantian baterai, melainkan membentuk rantai pasokan lokal secara keseluruhan untuk industri kendaraan listrik.

Indira menyinggung soal industri manufaktur, outlet penjualan, bisnis pemeliharaan serta daur ulang, dan pembuangan baterai yang ramah lingkungan.

Ketiga, produksi kendaraan listrik yang masih terbatas. Menurutnya, meski ada peta jalan industri kendaraan listrik yang ambisius, belum ada produksi lokal yang serius untuk mobil listrik, termasuk ketersediaan model yang terbatas di pasar.

"Produsen lokal masih kesulitan karena permintaan secara keseluruhan masih rendah sehingga menghambat peningkatan penjualan . Belum ada fasilitas dalam negeri untuk memproduksi mobil listrik roda empat hingga saat ini," ungkap Indira.

Keempat, kurangnya bukti untuk mendukung implementasi kebijakan dan rencana. Indira menyebut berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, industri, hingga konsumen belum sepenuhnya paham mengenai pelaksanaan kebijakan dan peraturan yang ada. Padahal, aturan tersebut sebenarnya penting untuk membantu mengembangkan ekosistem mobil listrik dan mendorong pasar.

Kelima, kurangnya pengetahuan, kesadaran, dan promosi. Indira mengatakan dibutuhkan lebih banyak publikasi proyek percontohan penggunaan EV dan lokasi charging publik kendaraan listrik. Hal ini juga perlu dikombinasikan dengan kampanye dan promosi yang menekankan manfaat kendaraan listrik.

Keenam, masalah dalam produksi baterai berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan daur ulang. MTI menegaskan produksi dan pembuangan baterai kendaraan listrik memiliki dampak lingkungan yang perlu dikelola dengan hati-hati.

"Perlu disiapkan regulasi dan penataan sistem monitoring, verification, and enforcement (MVE) yang baik. Agar kejadian yang terjadi pada baterai lead-acid tidak terjadi pada baterai lithium. Bahwa banyak sekali praktik ilegal daur ulang baterai yang merugikan dan membahayakan masyarakat," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(skt/dzu)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER