Ekonomi global masih diselimuti oleh ketidakpastian seiring dengan perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung.
Ketegangan geopolitik ini berimbas pada terganggunya rantai pasok, sehingga harga-harga pangan dan komoditas energi melambung.
Hal ini pun membuat inflasi di sejumlah negara melonjak. Untung mengendalikan inflasi, bank sentral di negara-negara tersebut pun mengerek suku bunga acuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN 5 Tips Cari Modal Buat Bisnis Jelang Ramadan 2023 |
Di sisi lain, kebijakan moneter itu berakibat pada pelemahan ekonomi. Bagaimana tidak, bunga kredit yang tinggi bisa menghambat pinjaman dari industri sehingga produktivitas pun menurun.
Lebih parah lagi, lesunya industri ditambah menurunnya permintaan membuat beberapa perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) demi efisiensi. Peristiwa ini pun terjadi di Indonesia.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat lebih dari 25 ribu pekerja di Indonesia jadi korban PHK sepanjang 2022.
Dengan keadaan seperti ini, lantas bagaimana cara mengembangkan uang yang ada agar bisa bisa bertahan hidup dan bahkan menciptakan peluang bisnis baru?
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Cari Modal Usaha Murah di Tengah Kenaikan Bunga Acuan BI |
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Budi Rahardjo mengatakan di saat kondisi ekonomi penuh ketidakpastian, Anda punya dua pilihan;
Untuk Anda yang memiliki profil konservatif dan memiliki kekhawatiran tidak terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek dan menengah serta dana tabungan/investasi yang dimiliki saat ini mengalami penurunan, maka Anda dapat mengambil langkah-langkah defensif.
Langka defensif yang dimaksud yaitu dengan memilih instrumen-instrumen yang memiliki kepastian baik dari perlindungan modal dan juga keuntungan dalam berinvestasi.
Meskipun biasanya semakin tinggi perlindungan atas modal maka juga akan berbanding terbalik dengan tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
"Yang memiliki kepastian keuntungan misalnya deposito yang dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang memberikan kepastian bunga atau instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi negara yang dijamin pemerintah," ujar Budi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/2).
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Jitu Siapkan Dana Kelahiran Anak Pasutri Muda |
Bagi Anda yang memiliki profil moderat agresif dan ketahanan keuangan yang baik bahkan berlebih serta optimis di saat penuh ketidakpastian ini, dapat mengambil langkah agresif.
Langkah Agresif dalam investasi itu adalah dengan mencari peluang-peluang aset bernilai tinggi yang sedang mengalami depresiasi nilai.
Adapun aset bernilai tinggi yang sedang mengalami depresiasi misalnya saham berfundamental bisnis dan keuangan yang solid yang saat ini harganya sedang turun karena kekhawatiran investor sehingga ditinggalkan dan mengakibatkan harganya tertekan.
"Atau bisa juga properti yang saat ini sedang dijual pemiliknya di harga murah karena mungkin ada kebutuhan yang mendesak sehingga harganya di bawah harga pasarnya saat ekonomi normal," imbuh Budi.
Menurutnya, dengan memilih instrumen tersebut, harapannya di masa yang akan datang, atau di saat kondisi ekonomi sudah kembali pulih, nilai aset juga akan menuju harga wajarnya. Hal ini yang tentunya memberikan keuntungan bagi Anda.
Budi memberikan catatan untuk strategi yang agresif ini tentunya membutuhkan kejelian dalam menilai suatu aset memang sedang terdepresiasi karena salah harga namun ternyata tetap memiliki fundamental yang solid.
"Oleh karena itu pengalaman, money management dan pengetahuan mengenai aset yang akan dibeli akan sangat penting," imbuhnya.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Tips Hindari Gagal Klaim Asuransi Seperti Kasus Indra Bekti |