REKOMENDASI SAHAM

Saham Kesehatan hingga Transportasi Berpotensi Cuan Pekan Ini

CNN Indonesia
Senin, 20 Feb 2023 07:00 WIB
Analis merekomendasikan sejumlah saham yang bisa menjadi pilihan pekan ini beberapa di antaranya ada di sektor kesehatan dan transportasi.
Analis merekomendasikan sejumlah saham yang bisa menjadi pilihan pekan ini beberapa di antaranya ada di sektor kesehatan dan transportasi. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.896 pada Jumat (17/2). Indeks menguat tipis sebesar 0,05 poin atau 0,00 persen dari perdagangan sebelumnya.

Berdasarkan data dari RTI tercatat, dalam sepekan lalu Asing melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp1,1 triliun. Ini terjadi merata di seluruh sektor perdagangan.

Adapun rata-rata transaksi pada pekan ketiga Februari kemarin sebesar Rp9,118 triliun. Nilai ini lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai Rp9,78 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk pekan ini, Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi melihat pergerakan IHSG bakal cenderung melemah dengan rentang pergerakan diperkirakan berada di antara level 6.816-6.951.

Menurutnya, pergerakan IHSG ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Pertama, rilis data neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal empat 2022 yang diperkirakan surplus US$3,5 miliar.

"Ini merupakan sentimen positif karena akan meningkatkan cadangan devisa dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Audi kepada CNNIndonesia.com.

Kedua, kebijakan The Fed dikhawatirkan kembali hawkish pada Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pekan depan. Kondisi ini cenderung akan direspons negatif oleh pelaku pasar karena peluang kenaikan suku bunga yang masih akan terbuka.

Apalagi, pada pekan lalu pejabat The Fed melihat bahwa tindakan bank sentral belum memiliki dampak signifikan dan meyakini masih memiliki ruang kenaikan suku bunga hingga level 5-5,5 persen.

Hal tersebut memberikan ketidakpastian untuk investor yang tercermin dari spread US treasury berada di level -0,78 persen. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan pada 1998 dan 2008.

Kondisi inilah yang diperkirakan bakal berlanjut di pekan keempat Februari ini. Sebab, bila AS kembali menaikkan suku bunga akan memberikan tekanan kepada nilai tukar rupiah.

Ketiga, sentimen lain yang bakal mempengaruhi pergerakan IHSG adalah harga komoditas energi yang diperkirakan tertekan oleh kekhawatiran akan potensi penurunan permintaan akibat ancaman resesi di AS makin nyata.

"Selain itu kami melihat ketidakpastian ekonomi AS yang meningkat, serta FOMC pada pekan ini akan mempengaruhi pergerakan pasar dengan cenderung meningkatkan tekanan," jelasnya.

Meski demikian, Audi menilai masih ada sektor yang bisa dipertimbangkan untuk dikoleksi oleh investor. Setidaknya ada dua, yakni konsumer dan kesehatan karena bisa menjadi saham defensif di saat ketidakpastian ekonomi meningkat.

Pekan ini, Audi merekomendasikan empat saham pilihan yang bisa dipilih oleh investor. Rinciannya adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (speculative buy) di rentang Rp6.400-Rp7.000, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) (speculative buy) di rentang Rp5.600-Rp6.350.

Lalu, PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) (trading buy) di rentang Rp2.030-Rp2.350, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) (trading buy) di rentang Rp4.600-Rp5.050.

Senada, pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda juga melihat pergerakan IHSG sepanjang pekan ini bakal masih tertekan. Apalagi, pada pekan lalu belum berhasil menembus level resistance.

"Secara teknikal IHSG nampak belum berhasil menembus resistance 6961.74, sehingga selama itu belum berhasil ditembus maka IHSG cenderung terkoreksi kembali. Level support di 6.803," kata Hary.

Hary melihat sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini bakal berasal dari global. Utamanya, kebijakan The Fed yang diperkirakan bakal kembali hawkish.

Hal ini tercermin dari angka producers price index (PPI) AS yang tercatat naik 0,7 persen. Realisasi ini lebih tinggi dari konsensus yang sebesar 0,4 persen.

"Ini mengkonfirmasi pendapat sejumlah pejabat The Fed yang melihat bahwa inflasi di Amerika masih membandel. Kendatipun memang nampak adanya penurunan bilamana dibandingkan titik tertingginya di 2022," imbuhnya.

Sedangkan, sentimen dari dalam negeri dinilai cukup stabil. Hal ini ditandai dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada Februari ini.

Keputusan BI ini sejalan dengan inflasi Indonesia yang lebih terkendali dibandingkan negara lain. Inflasi sepanjang 2022 tercatat di angka 5,5 persen atau lebih rendah dari perkiraan sekitar 6 persen.

Dengan kondisi ini, Hary melihat dua saham bisa dipilih oleh investor yakni Indosat (ISAT) dengan target harga di Rp6.975 dan stop lost Rp6.275 dan Merdeka Copper Gold (MDKA) dengan target harga Rp4.950 dan stop lost Rp4.630.

Bersambung ke laman berikutnya...

Peluang Konsolidasi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER