Anak Buah Luhut Sebut 3 Komoditas Sebenarnya Bisa Bikin RI Kaya

CNN Indonesia
Jumat, 24 Feb 2023 07:50 WIB
Kemenko Marves mengungkapkan nikel, bauksit dan tembaga akan membuat Indonesia kaya. Permintaan ketiga logam tersebut akan meningkat signifikan. Ilustrasi. (Arsip Polda Papua Barat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan ada tiga komoditas mineral yang bisa membuat Indonesia kaya raya.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut komoditas itu adalah nikel, bauksit dan tembaga. Ia memperkirakan ketiga logam tersebut permintaannya akan meningkat cukup signifikan.

"Memang yang paling seksi itu sebenarnya tiga. Pertama nikel, kedua bauksit yang menjadi alumunium, ketiga adalah copper (tembaga)," jelasnya dalam Energy and Mining Outlook 2023 di Sopo Del Tower, Jakarta Selatan, Kamis (23/2).

Ia mencontohkan bauksit yang diolah menjadi aluminium sangat dibutuhkan industri karena penggantinya sulit didapat. Bahkan, aluminium bisa menjadi substitusi tembaga, baik di industri kendaraan listrik hingga pembangkit listrik bertenaga energi baru dan terbarukan (EBT).

Seto menegaskan prioritas kedua pemerintah dalam hilirisasi adalah mengolah bauksit menjadi aluminium. Hal itu ditunjukkan dengan pembangunan smelter alumunium yang cukup besar di Kalimantan Utara.

Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan itu juga menyebut, semenjak transisi energi menjadi prioritas negara-negara maju, harga tembaga relatif bertahan sangat bagus.

"Jangan barang mineral kita itu dibuang-buang, diobral. Jadi kerjakan ini dengan baik dan benar, bisa kok bikin duit banyak itu, tapi tetap dengan responsible mining. Itu bisa," tegas Seto.

Sementara itu, nikel sudah terbukti menambah kekayaan RI selepas Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor bijih nikel sejak Januari 2020. Hal itu terlihat dari nilai perdagangan yang didapatkan Indonesia selepas hilirisasi.

Sebelum larangan ekspor nikel mentah berlaku, Jokowi mengatakan nilai perdagangan yang diraih Indonesia dari penjualan produk tersebut hanya US$1,1 miliar atau Rp17 triliun.

Setelah larangan ekspor berlaku dan nikel diolah di dalam negeri, nilai ekspor dari bahan mentah itu melonjak 19 kali lipat jadi US$20,9 miliar atau Rp326 triliun.

Kendati demikian, Jokowi menegaskan Indonesia jangan puas di hilirisasi nikel. Ia mengatakan jangan berpikir RI bisa menjadi negara maju kalau takut melakukan hilirisasi bahan-bahan mentah yang ada di Tanah Air.

"Jangan sampai, ini nikel sudah stop (ekspor). Saya sampaikan lagi di Desember kemarin bauksit stop di Juni (2023), sebentar lagi saya umumkan tembaga stop tahun ini," tegasnya di Mandiri Investment Forum 2023, Rabu (1/2).

Tembaga bakal menjadi salah satu komoditas baru yang dijaga Jokowi karena ia sudah mengecek langsung kesiapan hilirisasi di smelter milik PT Freeport yang sudah lebih dari 51 persen siap. Dengan alasan itu Jokowi menegaskan berani menyetop ekspor tembaga di masa mendatang.

Jokowi menegaskan jangan takut jika digugat negara lain di WTO. Menurutnya, meski kalah, Indonesia harus terus melanjutkan hilirisasi karena sudah terbentuk ekosistemnya. Ia juga sedang merencanakan larangan ekspor timah lantaran cadangan timah RI nomor dua di dunia.

(skt/pta)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK