Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengimbau pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk tidak rileks dengan naik motor gede (moge), meskipun dibeli dengan gaji sendiri.
"Meskipun itu didapat dari uang halal gaji kamu dan 'bu saya pengen sedikit rileks' ya sudah lah rileksnya sekarang enggak usah naik motor gede. Jalan kaki aja sama saya muter-muter Senayan, itu sehat," ujar Sri Mulyani di CNBC Economic Outlook, Selasa (28/2).
Sri Mulyani mengatakan jika pegawai DJP terlihat hidup mewah, maka bisa membuat rakyat marah. Terlebih, saat ini DJP tengah menjadi sorotan usai terungkap kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio, anak pejabat eselon III pajak Rafael Alun Trisambodo yang diketahui memiliki harta Rp56 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan kasus itu telah melukai pegawai DJP yang bekerja dengan baik. Ia menyebut orang yang mengkhianati Kemenkeu harus disingkirkan.
"Saya atas nama Kemenkeu menyampaikan mereka yang sudah bekerja baik adalah yang terluka paling dalam dari kasus ini," ujarnya.
Dirjen Pajak Suryo Utomo sebelumnya menjadi sorotan setelah fotonya mengendarai moge bersama klub Belasting Rijder DJP viral. Sri Mulyani langsung meminta klub motor tersebut dibubarkan.
Menurutnya, hobi dan gaya hidup para pejabat mengendarai moge bisa menimbulkan persepsi negatif masyarakat.
"Meminta agar klub Belasting Rijder DJP dibubarkan," kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resminya, Minggu (26/2) lalu.
Lihat Juga : |
Ia khawatir gaya hidup tersebut juga menimbulkan kecurigaan mengenai sumber kekayaan para pegawai pajak. Selain itu, Ani berpendapat para pejabat yang mengendarai moge telah melanggar asas kepatutan, meski dibeli dengan uang gaji resmi.
Tak hanya itu, ia juga meminta Suryo untuk mengklarifikasi harta kekayaannya. Ani meminta Suryo menjelaskan asal muasal dari kekayaannya yang terlapor dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
"Jelaskan dan sampaikan kepada masyarakat/publik mengenai jumlah Harta Kekayaan Dirjen Pajak dan dari mana sumbernya seperti yang dilaporkan pada LHKPN," tulis Ani.
Sri Mulyani sendiri telah bertanya kepada Suryo mengenai sumber kekayaannya. Ia mengatakan harta Suryo meningkat karena berbagai faktor, termasuk kenaikan harga tanah.
"Saya tanya ke Pak Suryo kenaikannya karena apa? Kenaikan karena harga tanah, harga itu, tiba-tiba dianggapnya seolah-olah itu korupsi," ujar Sri Mulyani.
"Saya tanya ke Dirjen Pajak 'kamu yakin kamu benar?', 'yakin bu'. 'Saya yakin kamu benar, sampaikan ke publik karena dalam hal ini publik telah menghakimi. Beli motor Rp150 juta as if kita ngambil Rp1.700 triliun, ya enggak lah," lanjutnya.