
TAIPAN
Ma Huateng, Sang Raja Gim Berharta Rp552 T dari China

Teknologi banyak melahirkan konglomerat selama beberapa dekade terakhir. Selain Jack Ma, salah satu orang terkaya China di bidang teknologi adalah Ma Huateng.
Ma sukses meraup cuan melalui Tencent Holdings. Perusahaan raksasa teknologi ini adalah pemilik aplikasi pesan instan WeChat, pengembang gim Call of Duty, hingga layanan pembayaran WeChat Pay.
Per Sabtu (18/3), Forbes mencatat total kekayaan Ma mencapai US$38 miliar atau sekitar Rp552,6 triliun (asumsi kurs Rp15.350 per dolar AS).
Lihat Juga : |
Dengan kekayaan itu, Forbes menempatkan Ma di peringkat ke-4 pada daftar orang terkaya di China dan peringkat ke-34 pada daftar orang paling tajir sedunia pada 2022.
Dilansir dari berbagai sumber, Ma lahir di Provinsi Guandong, China pada 29 Oktober 1971. Sang ayah, Ma Chensu, adalah seorang manajer pelabuhan di Shenzhen. Semasa kecil, pria yang akrab disapa Pony Ma ini kerap menemani ayahnya saat bertugas.
Sejak remaja, Ma sudah menaruh minat pada teknologi. Selepas menempuh pendidikan menengah, pada 1989, Ma memutuskan untuk melanjutkan studi di Universitas Shenzhen dengan mengambil jurusan ilmu komputer.
Di kampus itu, Ma menimba ilmu yang akhirnya berguna di masa depannya nanti. Ia lulus dalam waktu empat tahun.
Lihat Juga : |
Usai mengantongi gelar Bachelor of Science, Ma bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi China Motion Telecom Development. Ia bertugas mengembangkan perangkat lunak untuk gawai nirkabel penerima pesan populer kala itu, Pager.
Selang beberapa waktu, Ma pindah kerja ke ShenZhen Runxun Communication. Di sana, ia ditempatkan di departemen penelitian dan pengembangan layanan panggilan melalui internet. Ia melihat bagaimana internet bisa mengubah komunikasi ke depan.
Puas bekerja pada orang lain, Ma memutuskan untuk memiliki perusahaan teknologi sendiri. Akhirnya ia mendirikan Tencent pada November 1998 bersama empat teman kuliahnya Chen Yidan, Xu Chenye, Zhen Liqing dan Zhan Zhidong.
Aplikasi pertama yang dikembangkan Tencent adalah aplikasi pesan instan Open ICQ (OICQ) pada 1999. Ma mendapat inspirasi dari layanan pesan instan pertama di dunia, ICQ.
![]() |
Dalam tempo setahun, OICQ naik daun dan digunakan oleh 1 juta orang warga China. Sayang, hanya berjalan beberapa bulan, Tencent dituntut karena domain QICQ.com dan QICQ.net dituding melanggar hak paten dari perusahaan asal AS American Online (AOL), pemilik aplikasi ICQ. Mau tak mau, Ma harus menutup situs pesan instan itu.
Kendati demikian, Ma yang kala itu menjabat sebagai CEO, tak putus asa. Pada Desember 2000, Ma mengganti nama aplikasi pesan instannya menjadi QQ. Beruntung, aplikasi baru ini sukses menarik pengguna. Maklum aplikasi itu bisa digunakan secara gratis.
Tiga tahun berjalan, perusahaan belum mendapatkan keuntungan. Untuk operasional, Ma dan timnya terus mencari dana dari sejumlah pemodal ventura.
Ma lalu melirik peluang dari bisnis gim daring (online game). Tencent kemudian mulai mengembangkan lini bisnis baru itu dengan meluncurkan QQ.com pada 2003. Perusahaan akhirnya berhasil meraup banyak cuan dari penjualan barang virtual di platform gim daring itu.
Lihat Juga : |
Pada 2004, Tencent memutuskan untuk melantai di bursa saham Hong Kong. Pada penawaran saham perdana, perusahaan berhasil mengumpulkan US$200 juta dan membawa Ma masuk ke daftar orang terkaya di Negeri Tirai Bambu.
Selain mengembangkan gim sendiri, Tencent juga berinvestasi pada saham di berbagai pengembang gim besar seperti Epic Games, Riot Games, Ubisoft, Activision Blizzard hingga Kingsoft Technology. Beberapa gim populer di bawah Tencent adalah Clash of Clans, Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) dan Call of Duty.
Pada 2011, Tencent meluncurkan aplikasi pesan instan WeChat yang kelak menjadi superapps. Saat ini, WeChat digunakan oleh lebih dari 1 miliar pengguna di dunia dan menjadi aplikasi pesan instan dengan pengguna terbanyak di China.
"Anda harus memiliki kebijaksanaan luar biasa untuk menjadi pelopor," ujar Ma saat menghadiri TechCrunch Disrupt Beijing pada 2011 lalu.
Pada 2017, Tencent menjadi perusahaan China pertama dengan kapitalisasi pasar menembus US$500 miliar. Bahkan pada Januari 2021, nilai perusahaan sempat mencapai US$950 miliar.
Namun, per 17 Maret 2023, kapitalisasi pasar Tencent turun menjadi US$410,75 miliar atau sekitar Rp6.305, 01 triliun. Perusahaan turut terkena imbas "musim dingin" bisnis internet dan teknologi dengan memangkas biaya operasional dan jumlah pegawai.
Selama lebih dari dua dekade, Ma berhasil melebarkan sayap Tencent dari aplikasi pesan instan dan gim ke bidang e-commerce, media sosial, musik, layanan internet, sistem pembayaran, hingga kendaraan listrik. Ia menjadikan Tencent sebagai penyedia layanan gaya hidup online.
Saat ini, Ma tinggal bersama keluarganya di Hong Kong. Kesuksesan pria yang mengidolakan Steve Jobs ini membuat sosoknya menjadi perhatian media. Namun, Ma tak suka disorot, terlebih untuk kehidupan pribadinya.
[Gambas:Video CNN]