Direktur PT Pertamina Nicke Widyawati dan Komisi VII DPR RI melakukan rapat kerja dengan salah satu agenda pembahasan; penyebab kebakaran di kilang perseroan.
Namun, di tengah rapat anggota dewan menyinggung soal sedekah. Hal ini bermula dari pandangan Fraksi Demokrat Muhammad Nasir yang mengakhiri pendapatnya dengan mengatakan masalah kebakaran kilang yang terjadi beruntun di Pertamina kemungkinan besar karena dirutnya yang kurang sedekah.
"Seperti yang disampaikan Pak Gandung tadi harus banyak doa, atau mungkin kurang sedekah, infaqnya mungkin kurang bu. Mungkin nanti teman-teman bisa melanjutkan penyaluran ini, ditambah lahir dan batin, mudah-mudahan selesai (masalah kilang) ini," ujar Nasir di Ruang Rapat Komisi VII, Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Nasir ini kemudian dilanjutkan oleh anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Ramson Siagian. Menurutnya, kurangnya sedekah Nicke sangat dirasakan olehnya.
Sebab, sebelumnya ia sempat meminta sedekah berupa sarung dari Nicke dan langsung diberikan. Namun, saat ini tidak bisa lagi.
"Tadi Pak Nasir sudah ngomong soal amal. Kalau periode kemarin pas dapil saya butuh sarung, saya wa (pesan whatsapp) bu dirut langsung dikirim 2.000 sarung. Sekarang satu sarung pun sudah tidak bisa," kata Ramson.
Menurut Ramson, saat ini semua sedekah ataupun bantuan dari Pertamina harus melewati Menteri BUMN Erick Thohir. Hal ini dinilai menjadikan banyak masalah di Pertamina karena kurangnya sedekah.
"Katanya harus ke Pak Erick semua gitu, Menteri BUMN. Katanya dikoordinasikan BUMN semua, kalau periode kemarin, saya WA eh tahu-tahu sudah dikirim ke Pekalongan dan Pemalang 2.000 sarung, pas periode kemarin pas waktu beliau masih baru jadi dirut," pungkas Ramson.
Siang ini, raker komisi VII dengan Nicke memang dijadwalkan untuk pembahasan mengenai evaluasi kilang-kilang Pertamina yang terbakar. Terbaru, Kilang Dumai yang meledak pada Sabtu (1/4).
Terkait hal ini, Dirut Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan salah satu penyebab ledakan kilang Dumai karena kebocoran gas hidrogen.
Ia menyebut pada Sabtu itu sekitar pukul 22.42 terjadi kebocoran gas hidrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor.
"Kejadian bocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan getaran dan dentuman keras. Kemudian data terakhir dirasakan sampai radius 1 KM yang terdampak di perumahan warga," papar Taufik.
Ia pun menjelaskan pada saat ledakan terjadi, sistem emergency shutdown-nya berfungsi, sehingga 2 unit compressor di unit Hydro Cracker Unit (HCU) tersebut dinonaktifkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan aktivitas unit-unit lain di kilang Dumai itu tidak terganggu.
"Kemudian dilakukan pemadaman dan pendinginan dan Alhamdulillah rekan-rekan di lapangan koordinasi berjalan dengan baik sehingga pada jam 22.51 api sudah berhasil dipadamkan," jelas Taufik.
Adapun evaluasi lebih lanjut dilakukan pada pukul 23.30 sampai kondisi dinyatakan sudah aman.
Lihat Juga : |