Rupiah Perkasa ke Rp14.885 Akibat Terbantu Pelemahan Dolar AS

Nilai tukar rupiah bertengger di Rp14.885 per dolar AS pada Selasa (11/4) sore. Mata uang Garuda menguat 16,5 poin atau 0,11 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah menguat ke posisi Rp14.888 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau bergerak di zona merah. Tercatat rupee India melemah 0,13 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, dan yuan China minus 0,01 persen.

Lalu, peso Filipina melemah 0,91 persen dan won Korea Selatan minus 0,17 persen. Sedangkan, yen Jepang menguat 0,36 persen, dolar Singapura menguat 013 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.

Sementara itu, mata uang negara maju kompak berada di zona hijau. Tercatat, euro Eropa menguat 0,39 persen, Franc Swiss 0,57 persen, dolar Kanada 0,1 persen, poundsterling Inggris 0,43 persen, dan dolar Australia 0,41 persen.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan menguat didukung oleh fundamental data ekonomi yang kuat.

Ia menyebut penguatan terjadi karena memang dolar sedang melemah.

"Dolar AS sendiri terkoreksi hari ini menjelang rilis data inflasi AS dan risalah pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed besok," ucap Lukman.

Selain itu, data terbaru yang menunjukkan indeks kepercayaan konsumen jauh lebih tinggi dari perkiraan, setelah data cadangan devisa yang jauh lebih tinggi pada bulan sebelumnya juga turut menopang rupiah.

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia mencapai US$145,2 miliar pada akhir Maret 2023. Cadangan devisa itu melesat hampir US$4,9 miliar dibandingkan posisi akhir Februari 2023 yang US$140,3 miliar.

[Gambas:Video CNN]