Keputusan OPEC+ Angkat Harga Minyak Dunia Pekan Lalu

CNN Indonesia
Senin, 17 Apr 2023 08:40 WIB
Harga minyak dunia menguat di atas 1 persen pada pekan lalu akibat ditopang oleh keputusan OPEC+ memangkas produksi sebesar 1,16 juta barel per hari.
Harga minyak dunia menguat di atas 1 persen pada pekan lalu akibat ditopang oleh keputusan OPEC+ memangkas produksi sebesar 1,16 juta barel per hari. ( iStock/bomboman).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia perkasa sepanjang pekan lalu melanjutkan kenaikan sebelumnya setelah pengawas energi Barat mengatakan permintaan global akan mencapai rekor tertinggi tahun ini imbas pemulihan ekonomi China.

Mengutip Reuters, Senin (17/4), minyak mentah berjangka Brent naik 22 sen atau 0,3 persen menjadi US$86,31 per barel pada hari Jumat (14/4). Senada, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 36 sen atau 0,4 persen menjadi US$82,52 per barel.

Kedua kontrak acuan minyak ini membukukan kenaikan empat minggu berturut-turut di tengah meredanya kekhawatiran atas krisis perbankan yang melanda pada bulan lalu dan keputusan mengejutkan OPEC+ untuk memangkas produksi lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brent telah membukukan kenaikan mingguan 1,5 persen, sementara WTI naik 2,4 persen pada minggu ini. Kenaikan empat minggu akan menjadi rekor terpanjang sejak Juni 2022.

Dalam laporan bulanannya pada hari Jumat, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak dunia akan tumbuh sebesar 2 juta barel per hari (bpd) pada 2023 ke rekor 101,9 juta bpd. Penguatan sebagian besar didorong oleh peningkatan konsumsi di China setelah pencabutan pembatasan covid-19 di negara tersebut.

Namun, minyak mendapatkan kabar buruk dari pengumuman OPEC yang menyatakan akan memangkas produksi minyak lebih lanjut sebesar 1,16 juta barel per hari. IEA melihat keputusan OPEC+ dapat merugikan konsumen dan pemulihan ekonomi global yang pada akhirnya bisa berdampak ke permintaan minyak.

"Konsumen dihadapkan dengan kenaikan harga untuk kebutuhan pokok, sekarang harus membagi anggaran mereka lagi. Ini pertanda buruk bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi," tulis IEA dalam laporan minyak bulanannya.

IEA memperkirakan pasokan minyak global turun 400 ribu bpd pada akhir tahun, mengutip perkiraan peningkatan produksi 1 juta bpd dari luar OPEC+ yang dimulai pada Maret versus penurunan 1,4 juta bpd dari blok produsen.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER