Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI surplus US$2,91 miliar pada Maret 2023. Namun, di tengah kinerja yang positif ini, Indonesia masih mengalami defisit dagang dengan tiga negara.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan pada Maret ini Indonesia tekor dengan Thailand, Australia dan Korea Selatan untuk perdagangan nonmigas.
"Kita lihat ada tiga negara dengan defisit neraca perdagangan nonmigas terdalam yang terjadi pada Maret 2023, yaitu negara Australia, Thailand, dan Korea Selatan," ujar Imam dalam konferensi pers, Senin (17/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Defisit dagang terdalam terjadi dengan Thailand sebesar US$609,4 juta. Hal ini disebabkan ekspor RI ke Negeri Gajah Putih tersebut hanya US$514,8 juta, sedangkan impor US$1,12 miliar.
Komoditas penyumbang defisit terbesar ke Thailand adalah gula dan kembang minus US$334,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya minus US$88,2 juta, serta plastik dan barang dari plastik minus US$81,3 juta.
Kedua, defisit dagang terbesar dengan Australia sebesar US$485,5 juta, disebabkan oleh ekspor yang lebih rendah sebesar US$250,1 juta dari impor sebesar US$735,6 juta.
Komoditas penyumbang defisit terdalam ke Australia adalah bahan bakar mineral minus US$141,8 juta, serealia minus US$123,7 juta, serta bijih logam, terak, dan abu minus US$80,5 juta.
Ketiga, defisit dagang dengan Korea Selatan yang minus US$266,4 juta. Penyebabnya ekspor sebesar US$724 juta, lebih rendah dari impor yang sebesar US$990,4 juta.
Komoditas penyumbang defisit terdalam adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya minus US$148,4 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya minus US$130,1 juta, serta plastik dan barang dari plastik minus US$77,2 juta.
(ldy/pta)