Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan nilai tukar rupiah menguat 5,26 persen secara year to date pada 17 April 2023. Ia mengklaim penguatan ini lebih tinggi dibanding dengan mata uang negara-negara tetangga, seperti India, Thailand, dan Filipina.
Menurutnya, penguatan rupiah didorong oleh kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portofolio.
"Lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi rupee India sebesar 0,93 persen, baht Thailand sebesar 0,71 persen, dan depresiasi peso Filipina sebesar 0,22 persen," kata Perry dalam konferensi pers, Selasa (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, BI memperkirakan rupiah terus menguat sejalan dengan surplusnya transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Adapun masuknya modal asing dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
BI sendiri mencatat aliran modal asing masuk atau net inflow mencapai US$5,9 miliar per 14 April 2023.
Perry menambahkan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar mata uang garuda.
"Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi term deposit valas Devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar," tandasnya.
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.842 per dolar AS pada Selasa (18/4) sore ini. Mata uang Garuda melemah 48,5 poin atau minus 0,33 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi BI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp14.855 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
(mrh/pta)