Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan mengalokasikan 500 unit embung dan 629 unit perpompaan guna menghadapi El Nino pada Agustus mendatang.
Selain itu, pihaknya juga menyiagakan 250 uni perpipaan, serta Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) sebanyak 3.213 unit.
Ia juga meminta jajarannya mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan baik yang berasal dari sumur bor maupun aliran irigasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menghadapi musim kering ekstrim atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu para petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (4/5).
Pada periode 2020 sampai 2022, ia menjelaskan Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi peningkatan ketersediaan air RJIT sebanyak 11.866 unit, perpompaan 2.177 unit, perpipaan 439 unit, dan embung 1.531 unit.
Ia mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan, serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varietas tahan kering serta mekanisasi seperti penggunaan traktor roda empat dan traktor roda dua.
Selain itu, kata Syahrul, para petani juga bisa menggunakan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebagai permodalan utama dalam meningkatkan produktivitas budidaya. Menurutnya, petani bisa memperbaiki lahan kering dengan membeli alsintan maupun mesin pencacah untuk panen.
"Kita harus memperkokoh kekuatan SDM (sumber daya manusia) kita melalui KUR. Kemudian memperkokoh produksi kita dengan benih unggul dan pengembangan pupuk organik," katanya.
Syahrul juga terus mendorong para petani untuk mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP).
El Nino memang tengah diwaspadai oleh pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyiapkan 'senjata' melawan El Nino yang berpotensi membuat Indonesia kekeringan hingga didera inflasi pangan.
Menurutnya Luhut, ancaman El Nino berkorelasi terhadap penurunan produksi pertanian RI. Padahal, inflasi pangan berkontribusi besar terhadap inflasi keseluruhan.
"Belum lagi dampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besarnya kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan. Hal ini terjadi karena diperkirakan 41 persen lahan padi mengalami kekeringan ekstrem di tahun tersebut," kata Luhut di akun Instagram resminya, Rabu (26/4) lalu.
Ia menegaskan pemerintah bakal bersiap menghadapi ancaman paling ekstrem. Luhut meminta seluruh kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah memulai persiapan 'perang' melawan El Nino sejak dini.
(mrh/pta)