Singapura Setop Impor Babi dari Batam Buntut Penyakit Flu

CNN Indonesia
Senin, 08 Mei 2023 08:28 WIB
Singapura menghentikan impor babi asal Pulau Bulan, Batam sejak 23 April 2023 buntut kasus penyakit Flu Babi. (REUTERS/LUKAS BARTH).
Jakarta, CNN Indonesia --

Singapura menghentikan impor babi asal Pulau Bulan, Batam sejak 23 April 2023.

Larangan impor itu dilakukan buntut temuan Badan Pangan Singapura/Singapore Food Agency (SFA) atas penyakit flu babi (African Swine Fever/ASF) pada sejumlah babi asal Batam.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan larangan impor itu bisa merugikan peternak hingga Rp28 miliar.

Ia menyebut setiap harinya Batam mengekspor sekitar 1.000 ekor babi dengan nilai ekspor kurang lebih sekitar Rp 2 miliar.

"Jadi jika kami hitung saat ini sudah 14 hari keran ekspor ke Singapura ditutup. Nilai kerugian sementara ini kami perkirakan sekitar Rp28 miliar," kata Rafki dikutip dari detik.com, Senin (8/5).

Meski demikian, pihaknya memaklumi langkah preventif yang dilakukan Singapura demi mencegah penyebaran virus tersebut. Adapun ekspor babi asal Pulau Bulan dikelola oleh PT Indotirta Suaka.

Di sisi lain, Rafki juga menuturkan Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan serangkaian dialog bersama Singapura agar keran ekspor akan segera dibuka kembali. Ia pun mengapresiasi hal tersebut, sehingga peternak tidak terus merugi.

"Mudah mudahan ekspor babi dalam bentuk karkas bisa segera berjalan kembali dalam waktu yang cepat," kata Rafki.

Sementara itu, Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa mengatakan flu babi telah masuk ke Indonesia sejak 2019 silam, diawali dari China.

Penyakit ini terbilang cukup berbahaya lantaran daya bunuhnya terhadap babi hampir 100 persen, dengan radius penularannya sekitar 3 kilometer (km).

"Kalau satu (kena flu babi) kandang itu bisa habis semua. Karena belum ada obatnya, tidak ada vaksinnya," katanya.

Meski cukup berbahaya, Hari menekankan penyakit ini tidak akan menimbulkan penyakit pada manusia. Dengan demikian, jika ada masyarakat yang tak sengaja mengonsumsi daging babi yang terjangkit virus tersebut, orang itu akan tetap aman.

"Jadi berbeda dengan meningitis. kalau ASF yang fatal itu di sesama babinya," terangnya.

Selain itu, Hari juga mengatakan virus ASF tidak akan bertahan lama di udara terbuka. Adapun jika daging babi yang terinfeksi ASF terkena sinar matahari dalam beberapa waktu, virus di dalamnya akan mati.

Oleh karena itu, Singapura menyatakan akan kembali membuka keran impor daging babi ke Indonesia dalam bentuk karkas alias daging utuh. Dengan begitu, Singapura masih tetap bisa memenuhi kebutuhan daging babinya sekaligus meminimalisir penyebaran virus tersebut.

(mrh/agt)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK