Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.710 per dolar AS pada Senin (8/5) sore. Mata uang Garuda melemah 32,5 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah merosot ke posisi Rp14.709 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat rupee India menguat 0,02 persen, peso Filipina menguat 0,07 persen, dolar Singapura menguat 0,11 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, won Korea Selatan minus 0,19 persen, yen Jepang minus 0,21 persen, dan yuan China minus 0,09 persen.
Sementara itu, mata uang negara maju kompak berada di zona hijau. Tercatat, euro Eropa menguat 0,24 persen, Franc Swiss 0,37 persen, poundsterling Inggris 0,02 persen, dolar Kanada 0,13 persen, dan dolar Australia 0,13 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan hari ini rupiah melemah seiring dengan cadangan devisa Indonesia yang menurun pada April 2023.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa RI turun menjadi US$144,2 miliar pada April 2023. Angka ini lebih rendah dibanding cadangan devisa pada Maret lalu yang mencapai US$145,2 miliar.
"(Cadangan devisa RI pada April 2023) juga lebih rendah dari perkiraan pasar untuk kenaikan ke US$146 miliar," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Berdasarkan catatan BI, penurunan posisi cadangan devisa pada April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, faktor lain yang membuat cadangan devisa turun adalah kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka hari besar keagamaan nasional.
(mrh/pta)