Peternak Duga Nasi Bungkus Caleg Ikut Picu Kenaikan Harga Telur
Peternak menduga kenaikan harga telur belakangan ini ikut dipicu musim pendaftaran calon anggota legislatif (caleg). Pasalnya, permintaan nasi bungkus biasanya meningkat pada musim tersebut.
"Bulan Mei ini sudah mulai pendaftaran bacaleg merata di seluruh Indonesia. Otomatis kebutuhan nasi bungkus atau nasi rames pasti juga meningkat," ujar Presiden Peternak Layer Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum HKTI Bidang Peternakan dan Perikanan Ki Musbar Mesdi kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/5).
Ia mengatakan kenaikan permintaan nasi bungkus itu mendongkrak harga telur. Pasalnya, telur sering digunakan untuk lauk nasi bungkus.
Menurut Musbar, harga telur makin mahal juga karena menyesuaikan dengan kondisi pasokan dan permintaan. Dalam hal ini, menurut Musbar, populasi ayam petelur belum pulih 100 persen.
Selain itu, kenaikan harga telur juga terjadi menyusul meningkatnya harga pokok produksi seiring menanjaknya harga pakan pabrik. Sementara, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi pabrik.
Tak hanya itu, kegiatan pemerintah dalam menyerap daging dan telur ayam untuk program Keluarga Rentan Stunting (KRS) Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga turut berperan.
Melihat hal itu, Musbar menilai Bapanas perlu mengevaluasi Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022Tentang Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras.
Harga telur ayam ras naik selama beberapa waktu terakhir. Per Senin (15/5), rata-rata harga telur di DKI Jakarta mencapai Rp30.932 per kg atau naik Rp214 dalam sehari.
Berdasarkan Info Pangan Jakarta, harga telur ayam ras paling mahal dijual di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, yakni Rp34 ribu per kg. Sementara paling murah di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, seharga Rp28 ribu per kg.