Erick soal Antam Terseret Kasus Korupsi Emas: Bagian Bersih-bersih
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara soal PT Aneka Tambang (Antam) yang terseret kasus dugaan korupsi pengelolaan kegiatan usaha komoditas emas pada 2010-2022.
Ia mengatakan BUMN sejak awal terus melakukan transformasi, termasuk pada sumber daya manusianya. Erick menyebut pihaknya selalu terbuka dan bekerja sama dengan KPK untuk pencegahan korupsi.
Adapun dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) pihaknya pun terus bekerja sama sehingga BUMN pun terus berbenah. Oleh karena itu, Erick menilai dugaan korupsi emas yang menyeret Antam ini pun merupakan salah satu upaya bersih-bersih BUMN.
Lihat Juga : |
"Nah, kita lakukan konsisten bersih-bersih ini. Tetapi kalau memang tetap ada oknum-oknum yang terkena, ya tentu itu bagian dari bersih-bersih," ucap Erick di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (25/5).
Ia pun mendukung penuh proses penyidikan yang tengah dilakukan oleh Kejagung. Erick juga optimistis perbaikan kinerja BUMN bisa lebih optimal ke depannya.
Optimisme Erick itu tak lepas dari perusahaan pelat merah yang siap membagikan dividen Rp80,2 triliun ke negara. Nominal tersebut diklaim terbesar sepanjang sejarah.
"Saya minta seluruh BUMN targetnya ya kalau bisa Rp80 triliun juga yang namanya dividen, jangan turun lagi. Karena negara membutuhkan hal-hal tersebut," ucapnya.
Beberapa waktu belakangan, Kejagung mulai mengusut dugaan korupsi pengelolaan kegiatan usaha komoditas emas pada 2010-2022. Saat ini kasus tersebut telah berstatus penyidikan.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana membenarkan hal ini, selain kasus tahun 2010-2022 itu, terdapat kasus yang masih didalami di PT Antam. Ia menyatakan proses tindak lanjut terhadap kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan umum.
Ketut juga tak menutup kemungkinan kedua kasus tersebut bisa saling berhubungan satu sama lain.
"Iya, tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya," kata Ketut di Kejagung dikutip dari detik.com.
Kendati demikian, Ketut mengatakan terkait dugaan kerugian dalam kasus tersebut masih didalami oleh penyidik. Ia juga menyatakan pihaknya juga telah melakukan penggeledahan di beberapa tempat.