Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimudin menuturkan nilai ekspor mobil dan sepeda motor mencapai Rp70 triliun pada 2022.
"Ini mencapai Rp70 triliun nilai ekspornya dan 4 persen kontribusi pada PDB," ucapnya di Jakarta, Rabu (31/5).
Rachmat menuturkan Indonesia mampu memproduksi 1,5 juta mobil pada 2022. Ia mengklaim sebanyak 39 persen dari jumlah tersebut diekspor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk sepeda motor, Indonesia berhasil menjual 6 juta unit pada tahun ini. Adapun 12 persen dari jumlah tersebut merupakan ekspor.
Selain soal ekspor tersebut, Rachmat juga menyinggung soal penjualan mobil listrik. Ia mengatakan penjualan mobil listrik di dunia berlangsung sangat cepat. Berdasarkan catatannya, penjualan mobil listrik secara global mencapai 10 juta unit dengan market share sebesar 13 persen pada tahun lalu.
Dengan data tersebut, Rachmat optimis penjualan mobil listrik di dunia akan terus meningkat.
"Kita proyeksikan tahun depan naik menjadi 18 persen (market share)," ucapnya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut industri otomotif di Indonesia berpotensi tumbuh dengan pesat di masa mendatang.
Hal ini berdasarkan capaian utilisasi industri kendaraan bermotor dari sisi produksi pada Oktober 2022 yang mencatatkan 69,20 persen, lebih tinggi dibandingkan selama pandemi yang rata-rata hanya sebesar 40 persen.
"Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Akan tetapi, Car Ratio R4 di Indonesia masih relatif rendah yaitu sebesar 99 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif masih berpotensi besar untuk tumbuh di masa depan," ujar Airlangga.
Ke depannya, sektor industri diharapkan mampu untuk terus tumbuh dan tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali mengalami ekspansi ke level 51,8 pada Oktober 2022 atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.
Sementara itu, potensi permintaan kendaraan listrik di dunia diperkirakan juga akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga 2040.
Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV untuk Transportasi Jalan.
Airlangga mengatakan, berbagai regulasi turunan dari perpres tersebut juga telah diterbitkan dalam rangka mempercepat pengembangan ekosistem KBL-BB di Indonesia. Sehingga diharapkan kendaraan-kendaraan berbasis listrik ini dapat mendukung komitmen pemerintah menuju transisi energi.
"Semoga langkah produksi mobil dengan teknologi elektrifikasi ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan ekonomi serta mendukung komitmen Net Zero Emission," jelas Airlangga.
(mrh/agt)