Bos BI Soal Dedolarisasi: Penggunaan Rupiah untuk Dagang Naik 10 Kali

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyinggung soal dedolarisasi di mana penggunaan rupiah meningkat 10 kali lipat dalam hubungan dagang dengan mitranya. 

Dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR, Perry menyebutkan pihaknya terus memperluas penggunaan mata uang lokal untuk transaksi dengan berbagai negara, baik di Asia Tenggara hingga negara mitra dagang lain, seperti Jepang, China, hingga Korea Selatan.

"Secara keseluruhan total nilai transaksi local currency transaction Indonesia dengan 4 negara mitra yang sudah berlangsung dan berjalan pada 2022 lalu mencapai sekitar US$4,1 miliar (sekitar Rp61 triliun dengan asumsi kurs Rp14.886 per dolar AS). Menggunakan local currency, jadi tidak lagi melalui dolar, menggunakan mata uang bilateral dengan mitra dagang," ungkap Perry dalam raker tersebut di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/6).

Perry mengatakan capaian ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2021. Menurutnya, saat itu nilai transaksi dagang RI menggunakan mata uang lokal hanya US$2,5 miliar alias Rp37 triliun.

"Meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan sejak kami melakukan implementasi pada awal saya menjabat Gubernur BI periode pertama (2018), pada waktu itu hanya US$348,5 juta (Rp5,19 triliun)," jelasnya.

"Kami akan terus memperluas kerja sama dengan berbagai negara mitra, termasuk Singapura yang pada tahun lalu kami sudah menandatangani dan terus memperluas dengan negara-negara lain," tandas Perry.

Terlepas dari itu, dedolarisasi memang sedang ramai, di mana mengurangi penggunaan mata uang dolar AS dalam transaksi keuangan dan perdagangan. Fenomena ini pertama kali dimulai China dan Brasil yang menjalin kerja sama serta bersepakat untuk tidak lagi menggunakan dolar AS dalam transaksi perdagangan dan investasi.

Langkah itu diikuti negara lain, seperti Rusia yang memang bersitegang dengan AS. Begitu pula Indonesia yang tengah berupaya meninggalkan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Langkah dedolarisasi di tanah air dimulai dengan kerja sama BI dengan berbagai negara melalui Local Currency Settlement (LCS) alias penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal.

LCS merupakan penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan menggunakan mata uang masing-masing negara, di mana setelmen transaksi ini dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.