Sementara itu, Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menyebut investor diselimuti banyak pertimbangan sebelum nyemplung ke IKN.
Bukan cuma perkara siapa presiden Indonesia di 2024 nanti, melainkan kepastian bisnis hingga masalah lahan yang belum sepenuhnya beres.
Rizal menilai Presiden Jokowi yang turun gunung belum tentu berimpak langsung kepada realisasi investasi di IKN. Ia menekankan investor menanti jaminan sustainabilitas regulasi IKN selepas presiden baru terpilih, kepemilikan atau pembelian lahan IKN, prospek bisnis di tengah ketidakpastian di level nasional dan global, hingga progres pembangunan IKN itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dilakukan pemerintah dengan strategi yang sama, hasilnya tentu masih tidak akan jauh berbeda. Artinya selama belum tahu siapa presiden terpilih 2024, investor akan sebatas LOI, wait and see," ramal Rizal.
Meski Singapura menjadi negara yang rajin memberi utang ke RI, Rizal menilai para investor Negeri Singa bakal tetap berpikir rasional. Menurutnya, hubungan utang tersebut tidak akan berpengaruh langsung terhadap investor IKN.
"Karena komitmen dan konsekuensi antara pinjaman dan investasi sangat berbeda. Apalagi investasi di IKN adalah investasi yang return of investment masih dianggap unpredictable, jangka panjang, dan penuh dengan risiko," tutupnya.