Amancio Ortega adalah orang terkaya di Spanyol. Ia merupakan pendiri Inditex, perusahaan fesyen yang menaungi sejumlah merek ritel ternama mulai dari Zara, Bershka, Stradivarius hingga Pull&Bear.
Berdasarkan catatan Forbes, per Sabtu (10/6), kekayaan Ortega mencapai US$85,8 miliar atas sekitar Rp1.274,13 triliun (asumsi kurs Rp14.850 per dolar AS).
Dengan hartanya itu, Forbes menempatkan Ortega di peringkat wahid daftar konglomerat Spanyol dan ke-15 di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Kekayaan Ortega tak datang dalam semalam.
Dilansir dari berbagai sumber, Ortega lahir dari keluarga kelas pekerja di Busdongo de Arbas, León, Spanyol pada 28 March 1936.
Ayahnya, Antonio Ortega Rodríguez mencari nafkah sebagai pekerja rel kereta dan ibunya, Josefa Gaona Hernández, bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Ia menghabiskan masa kecilnya di Tolosa, Gipuzkoa sebelum akhirnya pindah ke A Coruna usai menamatkan sekolah menengah saat berusia 14 tahun.
Lihat Juga : |
Mengutip Britannica, di A Coruna, Ortega remaja mulai bekerja sebagai tukang antar di salah satu toko pakaian pria dan asisten penjahit. Kedua pekerjaan itu membuatnya mengetahui soal biaya membuat baju dan sistem pengantaran ke klien.
Setelah itu, ia mendapat kepercayaan untuk mengelola toko pakaian yang melayani pelanggan kaya. Ortega lantas melihat peluang untuk memperluas basis kliennya dengan menggunakan bahan yang lebih murah dan sistem manufaktur yang lebih efisien serta dengan harga garmen yang bersaing. Pendekatan itu ia gunakan untuk bisnisnya sendiri.
Dilansir Forbes, Ortega mengajak istrinya, Rosalia Mera, untuk mendirikan bisnis sendiri pada 1963. Dengan modal kurang dari US$100, ia dan istrinya mulai membuat gaun malam, piyama, jubah mandi hingga pakaian dalam wanita.
Pada tahun 1975, pasangan tersebut memutuskan untuk membuka toko pakaian bernama Zara di A Coruna. Selang delapan tahun, bisnis Ortega telah berkembang ke sembilan lokasi di sekitar Spanyol. Lalu, pada 1985, ia mendirikan Industria de Diseño Textil (Inditex) yang menjadi holding dari seluruh bisnis fesyennya.
![]() |
Keberhasilan Ortega di dunia bisnis tak berbanding lurus dengan kehidupan rumah tangganya. Pada 1986, ia bercerai dengan Mera.
Dalam mengembangkan bisnis pakaiannya, Ortega mengembangkan konsep fast fashion di industri pakaian. Dengan konsep itu, perusahaan mampu memproduksi pakaian tren terkini dengan cepat dan jumlah banyak untuk memenuhi permintaan pasar.
Tak heran, pelanggan bisa mendapatkan pakaian yang mirip dengan yang terlihat di peragaan busana hanya dalam tempo singkat dan harga miring.
Per 2022, Inditex sudah mengoperasikan 5.815 gerai di seluruh dunia. Seperlima pendapatan terbesar disumbang oleh Zara.
Pada Oktober 2015, Ortega sempat mendapat gelar orang terkaya di dunia untuk pertama kalinya. Kekayaanya melonjak setelah saham Inditex mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dan meningkatkan kekayaan bersih Ortega menjadi US$80 miliar. Hingga kini, ia rutin masuk di peringkat 20 besar orang terkaya di dunia.
Puluhan tahun bekerja keras, Ortega kini menikmati masa tua dengan bergelimang harta. Sejak tahun lalu, ia telah menyerahkan tampuk kepemimpinan Inditex kepada sang putri, Marta Ortega Pérez.
Forbes mencatat, sebagai pemilik mayoritas saham Inditex, Ortega biasanya menerima dividen lebih dari US$400 juta atau sekitar Rp5,94 triliun per tahun. Sebagian cuan yang ia raup diinvestasikan ke sejumlah properti di kota-kota besar dunia mulai dari Madrid hingga New York.
Ortega dikenal sebagai sosok yang tak menyukai publisitas. Meski kesuksesannya mendunia, Ortega lebih senang menjauh perhatian media.
Di usianya senjanya, ia menghabiskan waktu dengan istrinya, Flora Perez Marcote, karyawan yang ia nikahi pada 2001 lalu di Spanyol.