Harga minyak masih lesu pada perdagangan Rabu (21/6) melanjutkan penurunan selama tiga hari berturut-turut, karena penguatan dolar usai pemulihan pasar perumahan AS sementara kekhawatiran masih berlanjut bahwa stimulus moneter mungkin tidak cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan di China.
Kontrak berjangka Brent turun 21 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$75,69 per barel dan kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 14 sen atau 0,2 persen, menjadi US$71,06.
Dolar naik setelah data menunjukkan bahwa pembangunan rumah di AS melonjak pada Mei menjadi yang tertinggi dalam lebih dari satu tahun, sementara izin untuk konstruksi masa depan juga meningkat. Hal itu menunjukkan pasar perumahan mungkin sedang pulih setelah terkena dampak kenaikan suku bunga Federal Reserve.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penguatan dolar membebani permintaan minyak karena membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Pasar tetap khawatir tentang ekonomi China yang lesu, negara importir minyak terbesar di dunia.
Dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan, China menurunkan suku bunga utama pinjaman (LPR) untuk pertama kalinya dalam 10 bulan, dengan pemangkasan 10 basis poin yang lebih kecil dari yang diperkirakan pada LPR lima tahun.
Pemangkasan suku bunga tersebut menyusul data ekonomi terbaru yang menunjukkan sektor ritel dan pabrik di China kesulitan mempertahankan momentum dari awal tahun ini.
"Para investor tetap tidak sabar dengan upaya China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata ANZ Research dalam catatan kliennya.
"Pengimplementasian stimulus yang lamban oleh Beijing menambah kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi," imbuhnya.
Perdagangan minyak juga berhati-hati menjelang kesaksian oleh Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell kepada Kongres yang diharapkan memberikan petunjuk mengenai langkah suku bunga di ekonomi terbesar dunia.
Dua anggota kebijakan Federal Reserve dan seorang ekonom yang dinominasikan untuk bergabung dengan mereka dalam dewan Federal Reserve di Washington mengatakan fokus mereka adalah menurunkan inflasi yang terlalu tinggi agar ekonomi AS dapat kembali ke pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Kami memperkirakan Ketua Federal Reserve Powell akan memberikan kesaksian semi-tahunan yang hawkish kepada Kongres yang mencerminkan proyeksi median FOMC mengenai kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang dan inflasi yang lebih tahan lama dalam jangka pendek," kata ANZ Research dalam catatan tersebut, merujuk pada Federal Open Market Committee bank sentral.
Para pedagang juga akan memperhatikan data inventaris minyak AS dari kelompok industri American Petroleum Institute pada Rabu dan Administrasi Informasi Energi pada Kamis, kedua laporan tersebut ditunda selama satu hari menyusul libur umum Juneteenth pada hari Senin.
(dzu/agt)